Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Menguat di Awal Perdagangan, Rupiah Melemah

Kompas.com - 15/12/2021, 09:24 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (15/12/2021). Sementara itu rupiah justru melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.11 WIB, IHSG berada pada level 6.633,86 atau naik 18,23 poin (0,28 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.615,63.

Sebanyak 225 saham melaju di zona hijau dan 152 saham di zona merah. Sedangkan 192 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 904 miliar dengan volume 2,5 miliar saham.

Bursa Asia mixed dengan kenaikan Shanghai Komposit 0,04 persen, dan Hang Seng Hong Kong 0,14 persen. Sementara itu, Strait Times turun 0,14 persen, dan Nikkei melemah 0,06 persen.

Baca juga: Kala Jokowi Mendadak Telepon Mendag soal Impor Bawang Putih saat Panen

Sementara Wall Street pada ditutup merah dengan penurunan index Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,17 persen, S&P 500 melemah 0,67 persen, dan index acuan saham teknologi Nasdaq juga terkoreksi 1,06 persen.

Sebelumnya, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan secara teknikal candlestick membentuk long black body. Indikator stochastic bergerak membentuk deadcross mengindikasikan potensi pelemahan.

“IHSG diprediksi melemah. Dalam jangka pendek IHSG akan menguji support MA 50 yang cukup kuat. Investor masih akan berfokus mencermati hasil kebijakan The Fed terkait suku bunga dan tapering,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.06 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.328 per dollar AS, atau turun 3 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.324 per dollar AS.

Baca juga: Ini Strategi MIND ID Kejar Target Penurunan Emisi

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena kenaikan data inflasi AS bulan November 2021 yang mencapai 9,6 persen secara tahunan. Data tersebut semakin menguatkan persoalan kenaikan inflasi AS yang di luar kewajaran, di mana target inflasi Bank Sentral AS hanya 2 persen

“Nilai tukar rupiah mungkin masih berpeluang tertekan hari ini karena kenaikan data inflasi produsen AS bulan November yang dirilis semalam. Ini akan menjadi bahan pertimbangan Bank Sentral AS untuk mempercepat pengetatan moneter. Dinihari nanti Bank Sentral AS akan merilis keputusannya,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak pada kisaran Rp 14.380 per dollar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.320 per dollar AS.

Baca juga: Biaya dan Syarat Nikah Terbaru di KUA Tahun 2021

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com