Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan BUMN yang Terlilit Utang Jumbo, Ada yang Nyaris Bangkrut

Kompas.com - 15/12/2021, 10:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Masalah utang jumbo yang dimiliki sejumlah badan usaha milik negara atau BUMN terus mengemuka sejak beberapa waktu terakhir. Banyak perusahaan negara yang terlilit utang menggunung jauh sebelum pandemi Covid-19.

Baca juga: Sri Mulyani: 55 Persen BUMN yang Disuntik Modal Punya Utang Jumbo

Pemerintah kalang kabut mencari cara menyehatkan kembali perusahaan yang terlilit masalah tersebut. Selain melakukan restrukturisasi, pemerintah kerap mengandalkan suntikan APBN lewat skema penyertaan modal negara (PMN) untuk menyehatkan keuangan BUMN.

Baca juga: Daftar 10 Orang Terkaya RI yang Makin Tajir Saat Pandemi, Pemilik Grup Djarum Masih Nomor Satu

Nah berikut ini 6 perusahaan BUMN yang terlilit utang jumbo:

1. PT Waskita Karya (Persero) Tbk

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, Waskita Karya memiliki utang mencapai Rp 90 triliun hingga akhir 2019. Hal itu karena banyaknya proyek jalan tol yang dikerjakan.

Baca juga: Para Komisaris BUMN Waskita: Eks Kapolri, Jaksa, hingga Relawan Jokowi

"Total ada Rp 90 triliun posisi utang Waskita pada peak 2019 akhir itu Rp 90 triliun. Itu Rp 70 triliun utang ke bank dan obligasi, serta Rp 20 triliun ke vendor," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI. 

Pria yang akrab disapa Tiko itu menjelaskan, Waskita Karya memiliki penugasan untuk menyelesaikan sejumlah proyek jalan tol, terutama Jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Sebagian besar, tol itu merupakan hasil akuisisi dari swasta yang pengerjaannya terkendala.

"Ada sekitar 16 ruas tol yang dikerjakan oleh Waskita. Sebagian besar memang akuisisi dari tol yg dimiliki swasta kemudian tidak ada perkembangan. Sehingga di tahun 2015-2017 cukup agresif mengambil tol-tol yang tidak berjalan optimal," jelas dia.

Gedung Waskita Karya Waskita Karya Gedung Waskita Karya

Jika mengintip laporan keuangan Juni 2021, Waskita Karya masih menanggung utang dengan total Rp 89,73 triliun. Sementara itu, jumlah aset WSKT tercatat senilai Rp 105,34 triliun.

2. PTPN

Menteri BUMN Erick Thohir bilang, PTPN memiliki utang hingga Rp 43 triliun. utang sebesar itu merupakan utang lama yang sudah menggunung.

Baca juga: Deretan Pensiunan Jenderal Polisi yang Jadi Komisaris BUMN

Pihaknya pun berupaya untuk mengatasi utang tersebut, salah satunya dengan memperpanjangan masa pelunasan utang atau restrukturisasi. Erick menyebut utang ini menjadi korupsi yang terselubung di PTPN.

"PTPN itu punya utang Rp 43 triliun. Ini merupakan penyakit lama dan saya rasa ini korupsi yang terselubung, yang memang harus dibuka dan dituntut pihak yang melakukan ini," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.

Menurut Erick, meskipun restrukturisasi sudah berhasil dilakukan, namun perlu dibarengi komitmen perusahaan untuk membenahi kinerja keuangan. Perbaikan itu dilakukan dengan efiensi besar-besaran biaya operasional perusahaan.

Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu bakal disulap menjadi lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.TribunSolo.com/Istimewa Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu bakal disulap menjadi lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.

Selain itu, PTPN harus pula meningkatkan produksinya agar arus kas perusahaan bisa terjaga, sehingga bisa melunasi utangnya. Jika tidak terbayarkan, bank yang memberi pinjaman bisa bangkrut akibat besarnya utang PTPN.

Baca juga: Abdee Slank Jadi Komisaris BUMN Telkom, Apa Kompetensinya?

"Ketika utang diperpanjang maka harus ada cash yang masuk, ini bank pemberi pinjaman bukan hanya Himbara, tapi ada banyak asing dan swasta, yang kalau tidak terbayarkan mereka bisa kolaps secara beruntun. Maka itu kami berinisiasi, selain efisiensi tetapi juga meningkatkan produksi," jelas Erick.

3. PT PLN (Persero)

Berdasarkan laporan keuangan 2020, PLN diketahui memiliki utang sebesar Rp 649,2 triliun. Terdiri dari utang jangka panjang sebesar Rp 499,58 triliun dan utang jangka pendek Rp 149,65 triliun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com