Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

Agar Bandara Tak Rugi Lagi

Kompas.com - 15/12/2021, 15:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RAMAI diberitakan bahwa bandara-bandara kita, terutama yang dikelola BUMN (Badan Usaha Milik Negara), saat ini menanggung utang sangat fantastis. Utang yang sebenarnya suatu hal wajar dalam dunia bisnis itu berubah menjadi beban berat karena operasional bandara (bandar udara) terdampak pandemi Covid-19.

Pandemi membuat jumlah penerbangan dan jumlah penumpang serta pengunjung bandara menurun tajam. Padahal penerbangan, penumpang, dan pengunjung merupakan sumber utama pendapatan bandara, baik aero maupun non-aero. Akibatnya pendapatan bandara anjlok dan dan pengelola bandara kesulitan membayar utang.

Baca juga: 5 Hotel Bandara Paling Keren di Dunia, Wajib Jadi Pilihan Liburan

Sangat disayangkan, namun demikianlah adanya. Pandemi memporakporandakan beberapa bisnis seperti penerbangan dan pariwisata. Walaupun di sisi lain ada juga bisnis yang justru meroket naik seperti misalnya bisnis IT, kesehatan, dan kurir.

Pandemi tentunya tak perlu diratapi,karena ini melanda seluruh dunia. Namun diharapkan kita bisa menghadapinya secara terukur sehingga kita bisa melewati pandemi dan melakukan rebound pascapandemi. Bandara, seperti juga maskapai penerbangan di Indonesia, masih mempunyai masa depan yang cerah.

Bandara ala mal

Pendapatan utama bandara di Indonesia saat ini masih dari sisi penerbangan atau disebut pendapatan aero. Misalnya, pendapatan dari penanganan operasional pesawat (pelayanan jasa pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat udara/ PJP4U) dan penanganan penumpang (pelayanan jasa penumpang pesawat udara/ PJP2U) atau biasa disebut passenger service charge (PSC).

Pendapatan aero ini bisa mencapai 60 - 70 persen, bahkan di bandara tertentu bisa mencapai 80 persen.

Pendapatan lainnya yaitu non-aero seperti misalnya biaya penyewaan tempat untuk jualan, pendapatan iklan, parkir kendaraan pengunjung bandara, dan lain-lain.

Dua jenis pendapatan ini, aero dan non aero, saling berkaitan namun sebenarnya juga bisa berbeda. Jika bandara hanya mengandalkan pendapatan aero, maka non-aero sifatnya hanya mengikuti. Parkir hanya ditujukan untuk kendaraan penumpang atau pengantar saja.

Begitupun gerai dan toko-toko hanya ditujukan untuk melayani para penumpang. Namun sebenarnya pendapatan non-aero juga bisa dikembangkan dengan berdasarkan sisi aero, dan bukan hanya mengikuti saja. Beberapa bandara besar di dunia seperti misalnya Schiphol di Belanda dan Changi di negara tetangga kita Singapura, sudah menerapkan hal tersebut.

Di Schiphol, bisa kita temukan toko-toko yang ramai layaknya mal. Ada juga museum, café dan lainnya. Di Changi juga sama saja. Bahkan di bandara ini ada taman dan kebun binatang mini yang ramai pengunjung bukan hanya penumpang saja.

Bandara-bandara ini memang tidak hanya ditujukan untuk melayani penumpang saja. Tapi juga untuk melayani pengunjung dari daerah sekitar bahkan luar daerah. Bandara bukan hanya sebagai prasarana penerbangan, tapi sudah berubah menjadi tempat wisata bahkan tempat bisnis dan perkantoran.

Tentu saja semua yang masuk tempat wisata harus membayar. Begitu juga perkantoran harus disewa. Dan semua itu menjadi pemasukan yang tidak kecil bagi bandara.

Bandara Changi SingapuraShutterstock Bandara Changi Singapura
Aerospace park

Selain menjadi tempat wisata, bandara-bandara tertentu terutama yang mempunyai lahan yang masih lega, juga bisa dikembangkan menjadi aerospace park atau taman dirgantara. Taman dirgantara ini tentunya bukan sebuah taman yang di tengah-tengahnya ada patung pesawat yang sudah tidak dipakai, seperti banyak kita temui di beberapa sudut kota.

Taman dirgantara yang dimaksud di sini adalah sebuah kawasan yang dikembangkan untuk mendukung industri penerbangan. Misalnya saja di kompleks bandara tersebut juga didirikan tempat perawatan pesawat (maintenance repair and overhaul/ MRO), tempat perakitan pesawat, gudang penyimpanan suku cadang, kantor maskapai, hotel dan sebagainya.

Baca juga: Utang Bandara Bukan akibat Pandemi

Tempat-tempat tersebut tidak perlu dioperasikan oleh pengelola bandara, namun bisa disewakan ke investor lain. Tentu ini akan menjadi pemasukan non-aero yang besar bagi bandara.

Jalin kerjasama

Beberapa bandara di Indonesia memang sudah menerapkan hal tersebut, atau setidaknya menuju ke konsep tersebut yang disebut sebagai aerotropolis. Namun memang tidak mudah mewujudkannya.

Misalnya saja untuk mewujudkan bandara menjadi tempat wisata. Hal yang utama harus diperhatikan adalah terkait keselamatan dan keamanan penerbangan. Apapun pengembangan suatu bandara, tidak boleh menabrak prinsip keselamatan dan keamanan penerbangan. Aturan terkait hal tersebut sudah sangat jelas dan diatur tidak hanya tingkat nasional namun juga internasional.

Kedua tentu saja adalah membuat konsep pariwisata yang sesuai bandara itu. Harus dilakukan riset pasar yang bagus sehingga bandara benar-benar bisa menjadi tempat pariwisata yang sesuai, mengakomodasi kepentingan masyarakat sekitar hingga luar daerah dan bisa kompetitif dengan tempat pariwisata lain.

Harga tiket masuk, barang yang dijual dan sebagainya seharusnya disesuaikan dengan daerah sekitarnya. Jangan sampai harga barang yang dijual di bandara justru lebih mahal dibanding di luar. Duty free harus benar-benar diterapkan sehingga tidak memberatkan pengunjung.

Keberadaan bandara dengan segala kegiatan dan sarana-sarananya seperti keberadaan pesawat, sebenarnya sudah bisa menjadi daya tarik yang sangat bagus bagi masyarakat.

Bandara-bandara kita saat ini juga sudah dikembangkan dengan arsitektur yang bagus dan menarik. Tinggal perlu sentuhan kreatifitas dari pengelola bandara agar menjadi tempat pariwisata yang bagus.

Ketiga yang tidak kalah penting adalah sarana dan prasarana transportasi dari dan ke bandara tersebut, selain tentunya dengan naik pesawat. Transportasi umum maupun pribadi dari dan ke bandara harus lancar dengan biaya yang terjangkau. Bisa dibuat rute kereta khusus atau jalan raya yang langsung ke bandara.

Hal ini mengingat hampir semua bandara berada di luar kota sehingga transportasi juga menjadi faktor yang menentukan agar masyarakat mau berkunjung.

Untuk mewujudkan semua itu, pengelola bandara memang tidak bisa melakukannya sendiri. Dibutuhkan kerjasama dengan pihak lain atau investor lain. Misalnya saja kerjasama dengan seniman, pelaku pariwisata, biro perjalanan dan pemerintah daerah.

Rancangan terminal Bandara Schiphol yang baru.www.designboom.com Rancangan terminal Bandara Schiphol yang baru.

Selain itu, untuk membangun sebuah aerospace park yang perlu biaya sangat besar, juga bisa dilakukan kerjasama dengan pihak lain untuk menjadi investor. Dalam hal ini, pengelola bandara bisa menggandeng KADIN Indonesia untuk mendapatkan investor yang kredibel.

Dan tentu saja diperlukan juga keterlibatan pemerintah pusat sebagai pengatur penerbangan nasional. Terutama untuk mengatur tatanan kebandarudaraan nasional dan aturan-aturan lain yang terkait sehingga aerospace park ini dapat menarik pelanggan dari dalam maupun luar negeri dan bersaing dengan taman-taman sejenis yang ada di luar negeri.

Jika semua bersatu dan saling membantu, tidak ada yang mustahil dilakukan. Semoga bandara di Indonesia cepat bangkit dan dapat membantu penerbangan menumbuhkan perekonomian nasional pascapandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com