Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putus Rantai Generasi Sandwich, Ajaib Ajak Milenial Berinvestasi Sejak Muda

Kompas.com - 15/12/2021, 19:22 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Takjub Teknologi Indonesia atau Ajaib, unicorn ke-7 Indonesia, terus berupaya melakukan edukasi seputar investasi ke masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda atau para milenial.

Edukasi penting dilakukan, sebab saat ini literasi keuangan masyarakat Indonesia merupakan yang terendah di Asia Tenggara.

Hal itu disampaikan Anna Lora, Director of Stock Brokerage, Ajaib, dalam gathering dengan media di Jakarta, Rabu (15/12/2021).

Baca juga: Dukung Keamanan Siber di Indonesia, Ajaib Lakukan Audiensi ke Kapolri

Dengan edukasi yang gencar, terutama menyasar kampus-kampus se-Indonesia, Ajaib bisa mendapatkan lebih dari 1 juta pengguna sejak berdiri pada 2019 silam.

Sebanyak 90 persen di antaranya merupakan milenial. Selanjutnya, 96 persen pengguna Ajaib merupakan investor pemula. Pengguna tersebar dari kota besar seperti Jakarta, Surabaya, medan hingga kota tier 2 di Kalimantan hingga Sulawesi.

Baca juga: Ajaib Borong 554,4 Juta Saham Bank Bumi Artha

Dari jumlah penggunanya yang bertumbuh pesat selama 2019-2021, Ajaib membukukan lebih dari 5 juta transaksi per bulan, dengan 30 miliar lebih volume saham per bulan.

"Jumlah pengguna yang berinvestasi di saham dan reksadana saat ini sama," kata Anna.

Baca juga: Komisaris dan CEO Ajaib Sambangi Mabes Polri, Ini yang Dibahas

Investasi saham dan reksa dana makin mudah, tapi jangan lupa ada risikonya

Salah satu wacana yang didengungkan Ajaib, bahwa berinvestasi saat ini mudah. Dalam satu kali pendaftaran yang 100 persen online di Ajaib, bisa melakukan transaksi saham dan reksadana sekaligus.

Di Ajaib juga tidak ada minimum investasi, serta tidak dikenakan biaya untuk buka rekening saham.

Baca juga: Raih Pendanaan Seri B Senilai 153 Juta Dollar AS, Ajaib Jadi Unicorn Ketujuh di Indonesia

Ajaib juga memberikan aneka materi edukasi, serta analisis teknikal dan fundamental mandalam, dengan tampilan grafis yang ramah bagi investor pemula.

"Dalam mengedukasi masyarakat terutama milenial melek literasi investasi, kami selalu memberikan pemahaman mengenai risikonya. Dalam setiap paparan kami, pasti ada disclaimer soal risiko," katanya.

Sementara mengenai keamanan platform, Anna mengatakan pihaknya patuh dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bahkan bekerja sama dengan Bareskrim Polri. "Upaya menjaga keamanan bisa dilakukan dua pihak, dari Ajaib, juga dari sisi pengguna agar bijak menjaga data pribadi," lanjutnya. 

Investasi sejak dini bisa putus rantai generasi sandwich

Aurora Marsye, VP of Product, Ajaib, mengatakan jika edukasi mengenai investasi pasar modal dan reksdana akan terus digalakkan Ajaib. Menurut Aurora, penting sekali sejak dini milenial melek investasi.

"Kalau dulu, orangtua investasi emas atau tanah, saat ini bagi generasi muda terbuka cara investasi yang lain yang lebih mudah," katanya.

Dia menyebut, jangan sampai generasi muda saat ini yang nantinya akan menjadi orangtua, akan menurunkan "legacy" generasi sandwich ke anaknya, atau harus ditopang kehidupannya oleh anaknya.

Generasi sandwich sendiri merupakan sebutan bagi generasi yang posisinya terhimpit, sebab menanggung hidup orangtua dan keluarganya atau anaknya.

"Berinvestasi bukan untuk menjadi kaya, tapi demi masa depan fiannsial yang semakin baik," ucapnya.

 

Literasi keuangan di Indonesia kalah dibanding Singapura, Malaysia, Thailand

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, tingkat inklusi keuangan digital di Indonesia sudah berada pada indikator yang sangat baik.

Tapi, literasi keuangan masyarakat masih sangat jauh tertinggal dibanding negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.

Hal tersebut ia sampaikan dalam perhelatan The 3rd Indonesia Fintech Summit (IFS) 2021, di Nusa Dua, Bali.

Berdasarkan data OJK pada 2019 Indeks Literasi Keuangan RI baru mencapai 30,03 persen dan Indeks Inklusi Keuangan 76,19 persen.

Sementara literasi keuangan Singapura di angka 98 persen, Malaysia 85 persen, dan Thailand 82 persen.

"Tingkat inklusi tinggi dengan literasi rendah menunjukkan potensi risiko yang begitu tinggi. Karena, meski masyarakat memiliki akses keuangan, sebenarnya mereka tidak memahami fungsi dan risikonya. Peningkatan literasi menjadi kunci agar tingkat inklusi yang sudah terjadi bisa berdampak lebih produktif dengan risiko minim. Inilah yang jadi pekerjaan kita bersama, antara pemerintah dan asosiasi," kata dia melalui siaran pers OJK, Senin (13/12/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com