Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Cermat Menghitung Biaya Listrik Versi Ibu Rumah Tangga

Kompas.com - 16/12/2021, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Endah Setyaningsih, Yohanes Calvinus, dan Alfina P Mulyo

PENGGUNAAN listrik rumah tangga (RT) seratus persen di bawah kendali ibu rumah tangga (RT). Untuk itu pengetahuan tentang penggunaan listrik dan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan listrik harus sepenuhnya dikuasai ibu RT.

Pengetahuan pertama adalah tentang pola konsumsi energi di RT, bahwa yang paling banyak menghabiskan listrik adalah pengondisi udara (AC), dilanjutkan dengan penggunaan lampu untuk pencahayaan dan barulah peralatan lain seperti televisi, kulkas, penanak nasi, mesin cuci, pompa air, dan peralatan domistik lainnya.

Baca juga: Cara Menggunakan AC Tapi Hemat Listrik Saat Musim Hujan

Berpikir hemat, artinya sama dengan pakai seperlunya. Hemat energi listrik berarti pakai listrik seperlunya. Jadi yang ada di pikiran ibu RT, hemat energi juga dapat dimaksudkan untuk mengurangi pengeluaran biaya rumah tangga dan memanfaatkan untuk kebutuhan lainnya.

Disebutkan oleh Utama (2019) dan EECCHI (2014) bahwa energi listrik merupakan daya listrik dikali waktu pemakaian, sementara biaya pemakaian listrik merupakan energi listrik dikali dengan tarif dasar listrik/TDL.

Daya listrik (satuan watt) adalah perkalian arus dan tegangan. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh PLN adalah 220V, sedangkan arusnya untuk pemakaian listrik RT, misalnya menggunakan 10 A (kita bisa cek/lihat di tulisan Ampere yang tertera di MCB/miniature circuit breaker, maka daya yang digunakan adalah 220 V x 10 A = 2200 VA.

Setiap rumah yang sudah dialiri listrik pasti dilengkapi dengan meter listrik dan MCB yang dipasang PLN. Fungsi meter listrik mengukur seberapa besar arus listrik yang digunakan agar dapat menghitung tagihan listrik.

MCB berfungsi untuk membatasi arus listrik yang digunakan dan sebagai pengaman dalam instalasi listrik.

Ibu RT perlu tahu berapa daya listrik yang digunakan di rumah, karena kita harus menyeimbangkan antara daya listrik yang beroperasi dengan daya listrik yang tersedia.

Menghitung pemakaian

 

Selanjutnya ibu RT perlu menghitung pemakaian listriknya, yaitu dengan mengalikan besar daya atau kWh dengan besaran harga listrik per kWh menurut golongan tarif/TDL

Berikut adalah beberapa TDL atau tarif dasar listrik per kWh PLN 2021: Golongan R-1/ Tegangan Rendah (TR) daya 900 VA, Rp 1.352 per kWh. Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp 1.444,70 per kWh. Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp 1.444,70 per kWh (Sumber PLN)

Berdasarkan rumus ini: biaya pemakaian listrik tiap bulan = besaran daya yang dipakai x tarif dasar listrik.

Baca juga: Ragam Cara agar Pemakaian Kulkas Hemat Listrik

Besar daya yang digunakan merupakan besaran daya (watt) dari peralatan-peralatan elektronik yang biasa dipakai. Selanjutnya dikalikan dengan waktu (dalam jam) lamanya peralatan tersebut digunakan.

Tabel contoh perhitungan pemakaian daya listrik rumah tangga dalam 1 bulan.

Nomor Jenis elektronik Unit Daya (Watt) Lama dipakai (jam) Daya X lama waktu (KWh) Biaya per kWh - Rp 1.444,70
1 Pengondisi udara 2 unit 750 Watt 10 jam 15,00 kWh Rp 21.670,50
2 TV LED 32" 1 unit 55 Watt 4 jam 0,22 kWh Rp 317,83
3 Kulkas 1 unit 128 Watt 24 jam 3,07 kWh Rp 4.438,12
4 Mesin cuci 1 unit 300 Watt 2 jam 0,60 kWh Rp 866,82
5 Penanak nasi 1 unit 300 Watt 2 jam 0,60 kWh  Rp 866,82
6 Kipas angin     1 Unit 60 Watt 3 Jam 0,18 kWh Rp 260,05
7 Lampu LED pencahayaan     12 Unit 8 Watt 10 Jam 0,96 kWh Rp 1.386,91
8 Pompa air     1 Unit 100 Watt 10 Jam 1,00 kWh Rp 1.444,70
        Total 21,63 kWh Rp 31.251,75
        Biaya 1 bulan (30 hari) 648,96 kWh Rp 937.552,51

Daya yang digunakan ibu RT untuk rumahnya termasuk dalam golongan R-1/TR 2.200 VA, TDL-nya adalah Rp 1.444,70 per kWh, dalam 1 bulan membayar Rp 937.552,51.

Biaya 1 kWh = Rp 43.341 yang artinya jika alat elektronik tersebut dipakai sebesar 1kW per jam per 30 hari perkiraan biayanya hampir 50 ribu per bulan.

Penting dicermati oleh ibu RT adalah semakin kecil daya dari peralatan-peralatan elektronik yang digunakan dan semakin sedikit waktu pemakaian, maka semakin rendah biaya listrik yang dibayar.

Tampak dalam tabel, bahwa pengondisi udara menggunakan daya yang paling besar, untuk itu cara cermat versi ibu RT dalam menghemat biaya pemakaian listrik adalah waktu menyalakan pengondisi udara dikurangi, mungkin tidak dalam 10 jam, tapi bisa dalam 6 jam saja.

Pengurangani 4 jam pemakaian ini akan mengurangi biaya Rp 130.023. Ini hampir setara dengan setengah dari biaya listrik dari semua peralatan listrik dalam tabel tersebut, tanpa menggunakan pengondisi udara.

Cermat versi ibu RT adalah mengurangi pemakaian listrik, mematikan peralatan elektronik saat tidak digunakan, dan yang paling menjadi keunggulan ibu RT adalah mengajak seluruh penghuni rumah untuk ikut bersamanya mengikuti caranya, menjadi warga yang peduli energi.

Tampak dalam tabel pula, bahwa pilihan ibu RT untuk pencahayaan yang menggunakan lampu LED 8-watt sangat tepat. Disebutkan bahwa lampu LED saat ini merupakan lampu yang paling hemat energi, menggunakan listrik kecil, tapi memberikan pencahayaan yang besar.

Menurut bahasa pencahayaan efikasi lampu LED saat ini telah mencapai 100 lumen/watt (>85 lumen/watt, menurut Palaloi (2015), Jurnal Ketegalistrikan dan Energi Terbarukan dan Setyaningsih (2020), Kompas.com). Artinya dalam 1-watt penggunaan daya listrik, akan memberikan pencahayaan sebesar 100 lumen (suatu satuan cahaya).

Selain itu lampu LED lama dipakainya, yaitu bisa sampai 15.000 jam. Umur lampu LED setara dengan sekitar 2 kali umur lampu golongan fluorescent seperti CFL/lampu TLD/lampu spiral atau setara lebih dari 15 kali lampu pijar/bohlam incandescent.

@ Endah Setyaningsih, Yohanes Calvinus, dan Alfina Putri Mulyo dari Program Studi Teknik Elektro Universitas Tarumanagara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com