Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek JTB Ditargetkan Rampung pada 2022

Kompas.com - 16/12/2021, 19:10 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Kementerian Koordinator Perekonomian terus mengejar penyelesaian konstruksi proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran–Tiung Biru (JTB) agar selesai pada tahun 2022.

Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), produksi gas lapangan ini akan mencapai 192 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Wahyu Utomo, Ketua Pelaksana KPPIP mengatakan, proyek JTB terhambat karena masalah finansial yang dialami kontraktor konstruksi.

Seperti diketahui, proyek Lapangan Gas JTB dikerjakan konsorsium PT Rekayasa Industri (Rekind), PT Rekayasa Engineering, dan PT Enviromate Technology International.

Baca juga: Menhub Perkirakan Jalur Cikampek, Pejagan, Puncak dan Garut Ramai Saat Libur Nataru

Jadwal On Stream Proyek Lapangan Unitisasi Gas JTB hampir dipastikan mundur. Hingga penghujung 2021, pengerjaan proyek tersebut baru mencapai 94,71%.

Padahal, Pertamina EP Cepu sebagai pemilik proyek sudah beres, bahkan mempercepat pembayarannya.

"Fisiknya mundur ke 2022. Itu isu kontraktor. Yang penting begini, Pertamina sudah membayar, yang kita tunggu adalah supaya JTB tetap selesai pada 2022. Itu yang kami lakukan," ujar Wahyu saat Media Gathering KPPIP, Rabu (15/12/2021).

Wahyu menjelaskan, pihaknya tidak bisa intervensi secara langsung karena hal tersebut menjadi kewenangan kementerian teknis.

"Kami hanya mengingatkan, sekarang kondisinya sudah beres pembiayaan, tinggal kita kejar penyelesaian konstruksinya," jelasnya.
Keekonomian proyek

Sejumlah persoalan finansial dari Rekind selaku kontraktor utama terungkap dari beberapa laporan seperti adanya tunggakan pembayaran tagihan kepada pengusaha lokal yang terlibat hingga sebagian pekerja yang belum menerima gaji.

Sebelumnya, Sekretaris Jendral Ikatan Ahli Teknik Minyak Indonesia (IATMI) Hadi Ismoyo menilai, mundurnya proyek ini akan berdampak negatif terhadap hulu hingga hilir migas. Dari sisi hulu, nilai keekonomian proyek semakin menurun. Sementara di sisi hilir akan menghilangkan kesempatan industri di Jawa Tengah mendapat gas lebih awal.

Baca juga: Omicron Masuk RI, RS Wisma Atlet Di-Lockdown, Status PPKM Dipertimbangkan

"Merembet pula ke sektor transporter gas, pipa Gresik-Semarang yang belum bisa membawa gas JTB ke konsumen di Jawa Tengah," ungkap Hadi.

Hadi menambahkan, meskipun cadangan gas produktif tetap ada, namun dalam skala waktu, IRR proyek JTB akan terus tergerus, sehingga akan terjadi potensi kerugian ekonomi akibat keterlambatan jadwal on stream.

"Karena tidak ada intensi apapun dari SKK Migas dan KKKS untuk memperlambat proyek. Semua stakeholder ingin agar proyek selesai tepat waktu," katanya.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya menyatakan, gas dari JTB sangat diandalkan dalam pemenuhan kebutuhan energi di Jawa Timur maupun Jawa Tengah.

"Saya sangat mengharapkan proyek ini mampu berkontribusi pada kemandirian energi nasional. Apalagi, saat ini situasi dunia tengah mengalami krisis energi," kata Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury.

Proyek JTB diharapkan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Nantinya, sebanyak 100 MMSCFD gas ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik milik PT PLN (Persero). Dengan belanja modal proyek JTB sebesar 1,5 miliar dollar AS, suplai dari JTB akan memasok ketersediaan gas di Pulau Jawa, sehingga mampu meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat. (Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan)

Baca juga: Potensi Budidaya Perikanan Masih Sangat Besar

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: KPPIP kejar target proyek JTB selesai 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com