RPS: Industri consumer goods merupakan salah satu industri penyumbang sampah tak terdaur ulang paling besar dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Kami bertekad supaya hal serupa tidak terjadi, serta selalu mencari cara agar proses produksi dan pemilihan bahan baku produk tidak memiliki dampak akhir terhadap lingkungan yang buruk.
Menemukan mitra bisnis yang tepat selalu menjadi tantangan besar bagi para pendiri bisnis. Bagaimana awal mula pertemuan kalian dan apa yang membuat kalian memutuskan membangun usaha bersama?
RPS: Saya dan Yaumi merupakan teman lama dan kami sempat bekerja di suatu perusahaan bersama di departemen yang berbeda. Yaumi terlebih dahulu menceritakan kepada saya permasalahan yang ia temui ketika konsumen mencari produk perawatan dan saya langsung tertarik untuk menggali lebih dalam. Saya juga menyadari bahwa kami memiliki skill yang saling melengkapi satu sama lain. Singkat kata, akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan perusahaan bersama.
Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi saat menjalankan startup? Apakah hal itu mengejutkan atau Anda sudah bersiap sebelumnya?
RPS: Seorang founder sering kali dikejutkan dengan berbagai macam perubahan dalam perjalanannya membangun startup. Contohnya, terjadi perubahan umur konsumen BASE dalam waktu kurang lebih tiga bulan, yang mengharuskan kami untuk mengubah cara berkomunikasi di berbagai macam kanal media.
Perencanaan yang baik dapat membantu perusahaan untuk meminimalisasi adanya kejutan (sudden surprises) saat implementasi. Namun, kerap kali terdapat faktor eksternal yang tidak terkontrol dan mendisrupsi perencanaan, contohnya pandemi yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, adaptasi dan kreatif mencari solusi pada tiap perubahan yang terjadi adalah hal mutlak yang perlu dimiliki tim agar perusahaan tetap berjalan baik.
YFS: Kami sama-sama menyadari bahwa pekerjaan sebagai pendiri startup akan lebih menantang dan menuntut (demanding). Namun, secara pribadi, saya pikir tantangan terbesar saya adalah menemukan keseimbangan dalam alokasi waktu antar perencanaan dan eksekusi karena struktur tim kerja kami yang tergolong efisien (lean).
Sejauh ini, apa keputusan tersulit yang pernah Anda buat untuk tim dan perusahaan?
RPS: Pandemi di awal 2020 menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis dari berbagai industri di Indonesia. Terlebih saat itu perusahaan kami baru saja beroperasi secara penuh selama tiga bulan. Kami masih beradaptasi dalam berbagai hal. Tetapi karena keamanan seluruh tim merupakan prioritas utama, kami mengambil keputusan untuk melaksanakan WFH (Work From Home) 100 persen selama pandemi.
Terdapat banyak perubahan yang terjadi dalam hal operasional dan perencanaan. Kami pun dituntut untuk dapat mengambil keputusan secara tepat dan cepat agar bisnis tetap berjalan dalam periode adaptasi tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.