Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Desa Prangat Baru, Dulu Terjerat Tengkulak, Kini Sejahtera berkat Budidaya Kopi Luwak Inisiasi PHKT DOBU

Kompas.com - 17/12/2021, 12:04 WIB
Aprillia Ika

Editor

 

Kopi Liberika Prangat Baru

Fitriati, Kepala Desa Prangat Baru, mengatakan kopi yang ditanam oleh Kelompok Kampung Kopi adalah kopi liberika, yaitu jenis yang jarang dibudidayakan di Indonesia.

Jika kualitasnya bisa dijaga dengan pengemasan yang baik, akan mempunyai potensi besar dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petani, hingga dapat menjual kopi Kapak Prabu ke luar daerah.

“Kopi di wilayah kami punya potensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.

 

Kandidat PROPER Emas

Melalui Program Kampung Kopi Luwak Desa Prangat Baru (Kapak Prabu), program pengembangan kopi liberika ini berhasil menjadi salah satu kandidat PROPER Emas.

Iman Sudirman, Field Manager PHKT DOBU, mengatakan sebelum menjadi petani kopi, kegiatan petani di Desa Prangat Baru adalah berkebun karet. Namun, karena kondisi tanaman karet yang tua, tidak ada peremajaan, dan harga karet yang menurun, akhirnya petani beralih menanam kopi.

PHKT DOBU datang menawarkan pendampingan dan bimbingan dalam usaha kopi melalui program Kampung Kopi.

Sejumlah pelatihan dilakukan, mulai dari tata cara pembibitan, menjaga agar kopi berbuah dengan baik, cara panen yang benar, tata cara pengolahan dan penyajian kopi, hingga membuat kemasan yang menarik.

“Kini petani dapat mengelola kebun kopi dengan baik. Khusus untuk menjaga kualitas tanah yang baik, kelompok tani belajar bagaimana menjaga dan menambah kesuburan tanah kebun dengan kompos, yang dibantu oleh Santan Terminal PHKT,” ujar Iman.

Iman menjelaskan, sebagai salah satu program CSR PHJT DOBU, Program Kapak Prabu sudah dipaparkan ke Dewan PROPER awal Desember lalu. “Semoga ke depannya, Program Kapak Prabu bisa semakin bermanfaat bagi masyarakat,” kata Iman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com