Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelemahan dan Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional

Kompas.com - 19/12/2021, 06:27 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Muhammad Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang berdasarkan adat istiadat, sejarah, dan kepercayaan yang dihormati waktu. Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional merupakan salah satu dari sistem ekonomi.

Pada sistem ini, tradisi masyarakat memandu keputusan ekonomi seperti produksi dan distribusi. Masyarakat bergantung pada pertanian, perikanan, berburu, atau kombinasi dari semuanya dan menggunakan barter sebagai pengganti uang.

Mengutip situs The Balance, sebagian besar sistem ekonomi tradisional adalah beroperasi di pasar negara berkembang, Misalnya di dataran Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

Beberapa sistem ekonomi tradisional telah berkembang menjadi tipe campuran yang menggabungkan unsur-unsur dari kapitalisme, sosialisme, atau komunisme.

Baca juga: Pengertian Sistem Ekonomi Campuran dan Sejarahnya

Sistem ekonomi tradisional memiliki kelemahan diantaranya dapat dipengaruhi secara negatif oleh jenis ekonomi lain yang menggunakan sumber daya alam dalam jumlah besar.

Ekonom dan antropolog percaya bahwa semua sistem ekonomi lain pernah menerapkan sistem ekonomi tradisional. Mereka mengharapkan penganut sistem ekonomi tradisional yang tersisa untuk berkembang menjadi ekonomi pasar, komando, atau campuran dari waktu ke waktu.

Sistem ekonomi pasar adalah sistem di mana hukum penawaran dan permintaan mengarahkan produksi barang dan jasa.

Ekonomi komando adalah di mana pemerintah pusat membuat semua keputusan ekonomi. Baik pemerintah atau kolektif memiliki tanah dan alat-alat produksi. Sedangkan ekonomi campuran menggabungkan karakteristik dari semuanya.

Baca juga: Kelebihan, Contoh, dan Ciri-ciri Sistem Ekonomi Campuran

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional pertama. Sistem ekonomi tradisional adalah berpusat di sekitar keluarga atau suku. Mereka menggunakan tradisi yang diperoleh dari pengalaman para tetua untuk memandu keputusan ekonomi.

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional kedua. Sistem ekonomi tradisional ada dalam masyarakat pemburu, pengumpul dan nomaden. Masyarakat ini mencakup wilayah yang luas untuk menemukan makanan yang cukup untuk mendukung mereka.

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional adalah menjadikan adat istiadat sebagai penentu ekonomiEncyclopedia/Jennifer Tanabe Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional adalah menjadikan adat istiadat sebagai penentu ekonomi

Mereka mengikuti kawanan hewan yang menopang mereka, bermigrasi mengikuti musim. Pemburu, pengumpul, dan nomaden ini bersaing dengan kelompok lain untuk sumber daya alam yang langka.

Namun ada sedikit kebutuhan untuk perdagangan karena mereka semua mengkonsumsi dan memproduksi barang yang sama.

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional ketiga. Sebagian besar sistem ekonomi tradisional hanya memproduksi apa yang dibutuhkan. Jarang ada kelebihan atau sisa sehingga tidak perlu berdagang atau menghasilkan uang.

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional keempat. Ketika sistem ekonomi tradisional melakukan perdagangan, mereka mengandalkan barter. Tapi hanya bisa terjadi antara kelompok yang tidak bersaing.

Baca juga: Contoh dan Kelebihan Sistem Ekonomi Liberal

Misalnya, suku yang mengandalkan berburu bertukar makanan dengan kelompok yang mengandalkan memancing. Karena mereka hanya memperdagangkan daging dengan ikan sehingga tidak memerlukan uang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com