KOMPAS.com - Mengatur keuangan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun faktanya, tak semua orang memiliki kemampuan tersebut.
Gaji atau penghasilan berapapun menguap begitu saja untuk memenuhi keinginan atau membiayai gengsi dan gaya hidup.
Ini yang kerap menimbulkan masalah keuangan.
Baca juga: Asuransi, Investasi, dan Dana Darurat, Mana yang Harus Diprioritaskan Lebih Dulu?
Dana darurat tak punya, apalagi dana pensiun untuk hari tua. Keuangan porak-poranda karena salah mengelola.
Oleh karena itu, sebaiknya setop melakukan hal ini agar keuangan selamat, seperti dikutip dari Cermati.com.
Menjelang akhir tahun diskon bertebaran di mana-mana. Belanja offline dan belanja online semua dipenuhi promo besar-besaran.
Salah satu “penyakit” banyak orang adalah paling tak tahan melihat promo dan diskon di pusat perbelanjaan maupun toko online. Bawaannya ingin borong. Padahal barang yang didiskon bukan kebutuhan.
Baca juga: 7 Kesalahan Finansial Ini Dihindari oleh Orang Kaya
Alibinya, ‘mumpung diskon, kapan lagi.’ Akibatnya, belanja di luar rencana dan bersifat keinginan. Ini yang membuat gaji habis sebelum waktunya. Bahkan rela sampai ngutang demi hasrat belanja terpenuhi.
Parahnya lagi, kebiasaan belanja ketika ada diskon sampai harus menyomot porsi anggaran lain, seperti dana darurat, investasi, atau biaya sehari-hari. Pantas kalau kamu tertimpa masalah keuangan.
Baca juga: Promo Indomaret Akhir Pekan Ini, Ada Diskon Popok sampai Susu Bayi
Investasi cuma bikin rugi. Itulah yang sering terlintas di pikiran banyak orang terkait investasi. Makanya, investasi selalu jadi wacana, tak pernah terealisasi dalam daftar resolusi setiap tahun.
Investasi dianggap hanya membuang uang. Belum tentu untung, tetapi pasti merugi. Apa benar begitu?
Baca juga: Putus Rantai Generasi Sandwich, Ajaib Ajak Milenial Berinvestasi Sejak Muda
Apapun bentuk investasi, baik itu investasi saham, investasi emas, investasi reksadana, investasi properti, dan investasi lainnya pasti memiliki risiko kerugian. Namun bukan berarti tidak bisa diminimalisir.
Dengan strategi yang tepat, kamu dapat mengurangi risiko kerugian investasi. Misalnya melalui diversifikasi investasi, melakukan analisis sebelum membeli atau menjual saham, dan sebagainya.
Dan asal kamu tahu, keuntungan atau return investasi selalu melebihi inflasi. Berbeda dengan menyimpan uang di tabungan karena bunganya sangat kecil. Investasi jangka panjang akan memberikan ketenangan finansial di masa depan.
Baca juga: Kenali Risiko dan Manfaat Investasi Reksa Dana
Belanja maupun bertransaksi menggunakan kartu kredit memang sangat praktis dan mudah. Semua urusan pembayaran cepat selesai.
Belum lagi penawaran aduhai yang selalu diberikan bank penerbit dan merchant, bisa menyilaukan penggunanya. Fasilitas kartu kredit pun bikin merem melek, seperti cicilan 0 persen, tarik tunai, dan sebagainya.
Tanpa disadari, setiap transaksi sekecil apapun menggunakan kartu kredit. Akhirnya, jadi ketergantungan.
Kebiasaan tersebut yang bisa membuat keuangan berantakan. Tagihan kartu kredit membengkak dan terus menggulung, sehingga menjadi beban finansial setiap bulan. Sebab, pemakaian yang tidak bijak.
Baca juga: Tips Meraih Sukses meski Kerja Tak Sesuai Jurusan Kuliah
Semua orang punya gengsi, namun gengsi yang ketinggian dapat menjadi malapetaka untuk keuangan. Kalau punya banyak duit, tajir melintir sih tidak masalah.
Terkadang, mahalan gengsinya dibanding biaya hidupnya. Sedangkan penghasilan pas-pasan. Orang-orang macam ini yang biasanya terjerat masalah keuangan.
Lebih mementingkan gengsi, biar dilihat berduit, keren, atau dipuji teman-teman. Selalu update barang-barang terkini. Padahal tidak punya tabungan, dana darurat, dan investasi.
Anak muda dan pesta menjadi dua hal yang sulit dipisahkan. Hobinya nongkrong, menghabiskan waktu bersama teman di kafe atau bar, restoran, menonton konser musik dengan tiket mahal, liburan ke luar negeri, atau bahkan sekadar mengikuti tren kekinian.
Alih-alih mendapatkan manfaat yang positif, semua aktivitas ini hanya menghamburkan uang percuma. Duit gajian habis untuk gaya hidup konsumtif.
Kebiasaan-kebiasaan buruk di atas cepat atau lambat akan menghancurkan keuangan kamu di masa kini dan masa yang akan datang. Sebaiknya mulai tinggalkan.
Ubah kebiasaan tersebut dengan pengelolaan keuangan yang tepat. Belanja secara bijak, alokasikan untuk kebutuhan utama, dana darurat untuk persiapan di masa sulit, serta memikirkan jangka panjang, seperti tabungan dan investasi.
Justru mumpung masih muda, belajar hidup hemat. Bukan foya-foya agar keuangan selamat di hari tua.
Membantu dan membuat kondisi keuangan kamu semakin baik, stabil, dan kokoh ke depannya. Hidup tenang, aman dengan finansial memadai tanpa kekurangan.
Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.