Istilah kekiniannya, barang harus lebih customized.
Hadirnya ekonomi berbasis digital, tak dimungkiri, memang berbarengan dengan meredupnya produk dan layanan yang berorientasi massal.
Di bidang transportasi kita bisa melihat bagaimana transportasi massal di perkotaan mulai tergeser oleh layanan transportasi on demand yang memungkinkan pengguna bergerak dari satu titik ke titik lainnya secara langsung.
Di industri hiburan, kita juga bisa melihat bagaimana para Youtuber maupun content creator lainnya secara perorangan membuat konten-konten dengan tema yang spesifik untuk memuaskan subscriber-nya. Dan, keberadaan mereka perlahan mulai menggeser peran industri televisi serta production house yang selama ini menjadi pemasok utama konten-konten hiburan di masyarakat.
Hingga pada akhirnya kita bisa melihat bagaimana para pelaku usaha kecil di bidang makanan-minuman bisa menjual produk yang sangat spesifik dari para konsumen. Di mana, produk yang dijual pelaku usaha tersebut mustahil dipenuhi oleh industri yang memang berorientasi pada produksi massal.
Contoh seperti teman saya yang gemar minum kopi arabika Bali dengan roasting medium, tentu akan sulit berharap pada korporasi besar untuk menyediakan jenis produk tersebut. Harapan satu-satunya ya ke UMKM. Pelaku usaha yang memang menyediakan produk itu tadi.
Tak ada yang bisa menghalangi berkembangnya ekosistem digital. Pun dengan konsumen yang menjadi bagian dari ekosistem tersebut, semakin beragam permintaannya.
Memosisikan UMKM dalam rantai pasok adalah keputusan yang memang tepat. Di sisi lain, banyaknya UMKM yang ada, diyakini akan mampu mengimbangi permintaan yang ada.
Karenanya, isu memperkuat UMKM ini memang cukup krusial untuk saat ini guna menjamin rantai pasok dalam ekosistem digital tetap berkelanjutan.
Tak cukup dengan dukungan permodalan, namun juga perlu untuk memberikan literasi digital serta kemampuan lainnya.
Karenanya ke depan perlu dibangun sebuah kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak agar UMKM benar-benar mampu menjadi bagian dari ekonomi digital, baik itu perbankan, platform digital, hingga pihak-pihak yang mampu memoles image UMKM menjadi lebih baik.
Baca juga: Bank Sampoerna Gandeng MEKAR, Rilis Pembiayaan UMKM MekarinAja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.