Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Masyarakat Post-Industrial dan Hilangnya Selera Pasaran

Kompas.com - 21/12/2021, 06:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Istilah kekiniannya, barang harus lebih customized.

Mass Production vs On Demand

Hadirnya ekonomi berbasis digital, tak dimungkiri, memang berbarengan dengan meredupnya produk dan layanan yang berorientasi massal.

Di bidang transportasi kita bisa melihat bagaimana transportasi massal di perkotaan mulai tergeser oleh layanan transportasi on demand yang memungkinkan pengguna bergerak dari satu titik ke titik lainnya secara langsung.

Di industri hiburan, kita juga bisa melihat bagaimana para Youtuber maupun content creator lainnya secara perorangan membuat konten-konten dengan tema yang spesifik untuk memuaskan subscriber-nya. Dan, keberadaan mereka perlahan mulai menggeser peran industri televisi serta production house yang selama ini menjadi pemasok utama konten-konten hiburan di masyarakat.

Hingga pada akhirnya kita bisa melihat bagaimana para pelaku usaha kecil di bidang makanan-minuman bisa menjual produk yang sangat spesifik dari para konsumen. Di mana, produk yang dijual pelaku usaha tersebut mustahil dipenuhi oleh industri yang memang berorientasi pada produksi massal.

Contoh seperti teman saya yang gemar minum kopi arabika Bali dengan roasting medium, tentu akan sulit berharap pada korporasi besar untuk menyediakan jenis produk tersebut. Harapan satu-satunya ya ke UMKM. Pelaku usaha yang memang menyediakan produk itu tadi.

Menyandarkan harapan ke UMKM

Tak ada yang bisa menghalangi berkembangnya ekosistem digital. Pun dengan konsumen yang menjadi bagian dari ekosistem tersebut, semakin beragam permintaannya.

Memosisikan UMKM dalam rantai pasok adalah keputusan yang memang tepat. Di sisi lain, banyaknya UMKM yang ada, diyakini akan mampu mengimbangi permintaan yang ada.

Karenanya, isu memperkuat UMKM ini memang cukup krusial untuk saat ini guna menjamin rantai pasok dalam ekosistem digital tetap berkelanjutan.

Tak cukup dengan dukungan permodalan, namun juga perlu untuk memberikan literasi digital serta kemampuan lainnya.

Karenanya ke depan perlu dibangun sebuah kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak agar UMKM benar-benar mampu menjadi bagian dari ekonomi digital, baik itu perbankan, platform digital, hingga pihak-pihak yang mampu memoles image UMKM menjadi lebih baik.

Baca juga: Bank Sampoerna Gandeng MEKAR, Rilis Pembiayaan UMKM MekarinAja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com