JAKARTA, KOMPAS.com - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, dengan kode emiten MTEL, dinilai akan menorehkan kinerja ciamik. Sebagai perusahaan menara telekomunikasi dengan kepemilikan 28.030 menara per 21 Agustus 2021, MTEL masih terus akan melakukan serangkaian akuisisi di tahun mendatang.
Analis pasar modal PT Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat dan Henry Tedja mengatakan, akuisisi menara ini akan membawa rasio penyewa menjadi 1,57 kali pada 2021 dan akan naik menjadi 1,72 kali pada 2023.
“Mitratel beroperasi dalam industri menara yang terkonsolidasi dengan prospek pertumbuhan seluler yang kuat. Mitratel memiliki dasar untuk percepatan pertumbuhan pendapatan multi pada 2021-2023, dengan strategi akses ke bisnis infrastruktur digital yang berkembang pesat di Indonesia,” kata Kresna Hutabarat dan Henry Tedja melalui siaran pers, Selasa (21/12/2021).
Baca juga: Layanan 5G Diprediksi Menopang Kinerja Mitratel, Simak Rekomendasi Saham MTEL
Meskipun harga saham MTEL, berada di kisaran Rp 765-an per saham atau turun dari harga saat IPO di level Rp 800 per saham, kedua analis tersebut memprediksi target penguatan harga saham MTEL di level Rp 970 per saham. Terget tersebut 26 persen di atas harga penutupan Senin (20/12/2021) sebesar Rp 770 per saham.
Tim analis Morgan Stanley mengungkapkan, MTEL berpeluang berkembang secara signifikan lebih cepat dari industri melalui pertumbuhan organik yang dihasilkan dari luar Jawa. Morgan Stanley memproyeksikan harga saham MTEL berpeluang bergerak ke level Rp 1.000 per lembar saham.
“Kami optimistis Mitratel dapat berkembang secara signifikan lebih cepat dari industri melalui pertumbuhan organik yang dihasilkan dari luar Jawa, di mana operator seluler yang lebih kecil sekarang berkembang dan di mana Mitratel memiliki yang tertinggi pangsa pasar menara, sebesar 41 persen,” tulis tim riset Morgan Stanley.
Baca juga: Bisnis Mitratel Diprediksi Cerah, Simak Rekomendasi Saham MTEL
Senada dengan Morgan Stanley, Piyush Choudhary dan Rishabh Dhancholia dari HSBC Global Research, menetapkan target harga saham MTEL di level Rp 1.120 per saham. Menurut keduanya, akuisisi dan arus kas MTEL yang kuat, akan mendorong pertumbuhan anorganik.
“Dengan arus kas yang kuat serta pengalaman dalam melakukan akuisisi, Mitratel berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan anorganik. Kami memperkirakan Mitratel akan mengakuisisi 6.000 menara lagi selama 2022-2023,” kata Piyush Choudhary dan Rishabh Dhancholia.
Baca juga: Masuk 3 Besar Pemain Menara, dari Mana Saja Sumber Pendapatan Mitratel?
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.