Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Karantina Dipertimbangkan Jadi 14 Hari, Menhub: Belanjanya di Indonesia Saja...

Kompas.com - 22/12/2021, 06:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini jumlah penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) yang bepergian ke luar negeri meningkat drastis.

Kondisi tersebut dinilai mengkhawatirkan mengingat adanya varian baru Covid-19 yakni Omicron. Oleh sebab itu, pemerintah membuka opsi memperpanjang masa karantina jadi 14 hari.

Baca juga: Sentilan Susi Pudjiastuti: Pejabat Boleh Karantina di Rumah, Bisa Hemat, Kenapa Warga Sipil Tidak?

Hal itu berdasarkan pembahasan dalam rapat koordinasi yang dilakukan antarkementerian dan lembaga bersama para ahli terkait penanganan pandemi Covid-19.

"Dalam rakor dinyatakan bahwa sekarang ini punya kecenderungan untuk orang itu ke luar negeri. Di Soetta itu sudah 4.000 per hari, mengkhawatirkan," ungkap Budi Karya dalam konferensi pers di Kantor Kemenhub, Jakarta yang ditayangkan virtual, Selasa (21/12/2021).

Baca juga: Penumpang Buka Pintu Darurat, Citilink Minta Maaf Penerbangan Jakarta-Cepu Batal

Menurutnya, pemerintah sudah berencana menambahkan masa karantina bagi warga negara Indonesia (WNI) yang melakukan perjalanan dari luar negeri, jika kasus terus meningkat. Saat ini aturan karantina ditetapkan selama 10 hari dan rencananya menjadi 14 hari.

"Kita lihat dalam beberapa hari ini kalau ada penularan Omicron, bahkan kita membuat plan (rencana) akan menjadi 14 hari jika ada peningkatan," kata dia.

Baca juga: Luhut Sentil WNI, Bisa Shopping ke Luar Negeri, Maunya Karantina Gratis di Wisma Atlet, Kami Akan Tindak Orang-orang Ini

Oleh sebab itu, Budi Karya mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak pergi ke luar negeri. Ia pun mengajak masyarakat untuk menggunakan uangnya di dalam negeri guna mendorong perekonomian nasional.

"Kami tidak menyarankan untuk ke luar negeri, di sisi lain, ya kalau ada di Indonesia, belanjanya di sini saja," ucapnya.

Penambahan lama karantina hasil diskusi dengan para epidemiolog

Menurut Budi Karya, segala aturan yang diberlakukan pemerintah terkait pengetatan syarat perjalanan pada dasarnya dihasilkan dari rapat koordinasi yang turut melibatkan usulan-usulan dari para epidemiolog.

"Jadi kami tidak melakukan justifikasi dari apa yang kami sampaikan, tapi tentu kami akan tetap lakukan evaluasi," kata Budi Karya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto menambahkan, pemerintah siap menerapkan perpanjangan masa karantina menjadi 14 hari, jika memang hal itu diperlukan.

"Ketika kasus naik, langsung kita terapkan itu. Jadi kalau dalam 2-3 hari kasus naik, ya langsung kita terapkan," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com