Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Sri Mulyani di Hari Ibu: Perbanyak Peran Perempuan Saat Ambil Keputusan

Kompas.com - 22/12/2021, 14:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengimbau untuk lebih banyak mengajak perempuan dalam menentukan atau mengambil keputusan, baik dari sisi korporasi maupun kenegaraan.

Sebab, keputusan yang melibatkan perempuan akan menambah kualitas dan komprehensif, bukan hanya menciptakan keberagaman (diversity). Perempuan memiliki perspektif yang lebih baik soal sensitivitas terhadap kebijakan (policy).

"Keberagaman dalam board of director dalam tata kelola publik, private, korporasi, maupun negara, itu menimbulkan suatu tambahan kualitas dalam membuat judgement terutama yang menyangkut keputusan penting bagi perusahaan maupun bagi negara," kata Sri Mulyani dalam acara Capital Market Woman Empowerment Forum, Rabu (22/12/2021).

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Negara Rentan Terdampak Tapering AS, RI Termasuk?

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut, peran serta suara perempuan dalam mengambil keputusan akan memberikan dimensi yang lengkap. Sebab pada dasarnya, manusia diciptakan setara, baik laki-laki atau perempuan.

Perspektif perempuan kata Sri Mulyani, membuat hasil keputusan menjadi lebih adil.

"Tentu satu policy (kebijakan) apalagi policy itu menyangkut kehidupan suatu perusahaan atau negara, harus bisa memasukkan sisi aspek perbedaan gender secara seimbang, sehingga bisa menimbulkan dampak yang baik, yang adil, dan tentu jauh lebih berkualitas," ucap Sri Mulyani.

Pendapat Sri Mulyani bukan tanpa alasan. Salah satu riset yang dilakukan University of Liverpool menunjukkan, negara-negara yang dipimpin perempuan menunjukkan kondisi yang lebih baik pada masa pandemi Covid-19.

Kebijakan di negara itu menambah perspektif perempuan sehingga lebih sensitif, berkualitas, dan lebih menyeluruh. Hasilnya, kebijakan itu memiliki efek yang baik dari sisi ekonomi.

Baca juga: Dirikan Start Up Kecantikan, Perempuan India Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia

"Ini sesuatu yang menguatkan kalau dalam pengambilan keputusan, peranan perempuan masuk dalam desain kebijakan atau keputusan baik level korporasi maupun level negara, maka dia bisa memberikan suatu tambahan perspektif dan kesempurnaan dari sisi melihat persoalan dan dampak dari kebijakan itu," jelasnya.

Lebih lanjut wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, menambah perspektif perempuan dalam pengambilan keputusan memperkecil kesenjangan gender (gender gap). Riset OECD tahun 2020 menunjukkan, gender gap antara laki-laki dan perempuan masih terjadi, termasuk dari sisi upah yang diterima pekerja perempuan.

Biasanya perempuan pada level yang sama posisinya dengan laki-laki memiliki gaji atau upah yang lebih rendah.

Menurut World Economic Forum dalam Global Gender Gap Report tahun 2020, ketidaksetaraan (inequality) gender hanya bisa ditutup dalam jangka waktu 99,5 tahun. Hal ini terjadi karena partisipasi perempuan masih banyak tertinggal baik di sisi ekonomi, politik, hingga pemberdayaan.

"Kita semua harus melihat ini sebagai sebuah PR dan tantangan untuk memajukan dalam memberikan kesempatan sehingga perempuan mampu tidak hanya berkontribusi terhadap dirinya sendiri, tapi juga kemajuan dirinya bisa memberi dampak positif bagi negara maupun bagi perekonomian," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Sandiaga Uno: Perempuan Berperan Penting dalam Kebangkitan UMKM Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com