Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindahan Ibu Kota Negara Baru Juga Perhatikan Warga Sekitar, Bappenas: Kita Bukan Pindah di Ruang Hampa

Kompas.com - 23/12/2021, 12:37 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Ahli Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Kementerian PPN/Bappenas Velix Vernando Wanggai mengatakan, pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur akan tetap memperhatikan masyarakat di daerah tersebut.

Tidak hanya secara ekonomi, namun juga mengembangkan masyarakatnya. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Konsultasi Publik Rancangan Undang-Undang Tentang Ibu Kota Negara (RUU IKN) di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Kemenkeu: Belum Ada Kementerian yang Serahkan Aset untuk Biayai Ibu Kota Baru

"Dalam pemindahan ibu kota, kita tidak berpindah di ruang hampa, ruang kosong. Di Kalimantan Timur sudah ada saudara kita yang tinggal. Kalimantan Timur ini beragam. Kita mengembangkan IKN menjadi kota dunia untuk semua, karena kita mengantisipasi pengembangan dunia yang sangat cepat dari sisi budaya," katanya melalui siaran pers tertulis, Kamis (23/12/2021).

Baca juga: Menteri PPN: Pembangunan Ibu Kota Butuh Waktu Sampai 20 Tahun

Memperhatikan masyarakat sekitar

Konsultasi publik ini tidak hanya untuk mensosialisasikan rencana pembangunan IKN, tetapi juga untuk mendapatkan masukan dari akademisi.

Lebih lanjut kata dia, hasil diskusi dan masukan dari konsultasi publik ini akan menjadi bahan pendalaman untuk menyempurnakan RUU IKN.

Baca juga: Bakal seperti Apa Transportasi di Ibu Kota Negara Baru?

 

Salah satunya untuk memastikan pembangunan IKN yang inklusif dan membangun masyarakat di Kaltim.

"Kita akan melihat aspek perencanaan sosial, ekonomi, dan ekologi, melalui penerapan green economy yang menempatkan konsep ekonomi, ekologi, dan sosial secara bersamaan. Kita akan membuat social planning sebelum perencanaan ekonomi dan fisik," katanya.

Baca juga: Soal Pemindahan Ibu Kota Negara, Kepala Bappenas: Ada Step-nya, Kita Tak Hidupkan Kembali Sangkuriang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com