Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Karbon Jadi Fokus HOKI pada 2022, Capex yang Dianggarkan hingga Rp 15 Miliar

Kompas.com - 23/12/2021, 14:10 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) di tahun 2022 akan mengalokasikan anggaran belanja (capital expenditure/capex) sebesar Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar.

Hal ini disampaikan oleh Budiman Susilo selaku Direktur HOKI dalam public expose virtual, Kamis (23/12/2021).

“Karena penambahan kapasitas kita sudah selesaikan di tahun 2021, anggaran capex untuk tahun 2022 tidak akan sebesar tahun 2020 dan tahun 2021. Tahun 2022, anggaran capex di kisaran Rp 10 miliar-Rp 15 miliar, tidak terlalu tinggi,” ungkap Budiman.

Baca juga: HOKI Bakal Lakukan Stock Split untuk Tingkatkan Likuiditas Saham

Strategi bisnis HOKI pada 2022

Di tahun 2022, Budiman menjelaskan HOKI akan menerapkan beberapa strategi untuk mendorong kinerja perusahaan.

Hal pertama yakni, fokus pada rencana penerapan pajak karbon yang akan dimulai pada April 2022.

Baca juga: Optimistis Bisnis Tahun Depan Cemerlang, HOKI Belanja Peralatan Mesin Baru

Budiman mengungkapkan, dukungan perseroan terhadap pelaksanaan bisnis berkelanjutan ini juga sebagai implementasi ESG pada bisnis, yang sejalan dengan penerapan pajak karbon, melalui pembangungan pembangkit listrik tenaga sekam, di pabrik HOKI yang berada di Palembang.

“Ini ditunjukkan melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga sekam di pabrik padi kita yang berada di Palembang. Kita sudah menghasilkan 3 Mega Watt, dan kemungkinan kita juga akan memanfaatkan limbah dari sekam padi. Sehingga tidak ada lagi yang terbuang, akan kita pakai itu,” ujar Budiman.

Baca juga: Soal Pajak Karbon, Anak Buah Sri Mulyani Sebut AS Malu dengan Indonesia...

Beras singkong dan beras jagung

Kedua, Perseroan juga akan fokus dalam mengembangkan produk baru melalui anak usaha. Inovasi ini mencakup peluncuran produk beras, seperti beras jagung dan beras singkong.

Alasan inovasi produk ini, adalah sebagai alternatif pangan untuk konsumen penderita diabetes.

“Kalau kita lihat, penduduk Indonesia makin banyak yang menderita diabetes. Jika ambil (terjual) 1 juta saja yang belanja itu. Cukup meningkatkan revenue dan profitability juga buat company, belum lagi termasuk produk lainnya yang akan kita luncurkan tahun depan,” kata dia.

Saat ini prdouk beras jagung dan beras singkong berada dalam tahapan evaluasi. Diharapkan di Januari tahun 2022 produk ini sudah bisa mulai dipasarkan, karena perseroan telah memperoleh izin dari pihak terkait.

Perseroan juga akan fokus pada kanal distribusi dalam pemasaran produk beras terutama di Jabodetabek melalui marketplace.

“Kalau di tahun 2022 kondisi bisa lebih baik, otomatis dengan sendirinya tingkat konsumsi masyarakat dan ekonomi berjalan, dengan pulihnya bisnis restoran, dan hotel, target penjualan kita ditargetkan kurang lebih naik 10-15 persen,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com