JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini WNI yang pulang bepergian dari luar negeri terutama untuk berblenja dan pelesir harus melakukan karantina mandiri di hotel selama 10 hari. Banyak warga yang mengeluhkan tarif karantina di hotel mahal.
Meski banyak yang mengeluhkan tarif hotel karantina, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menepis anggapan mahal tersebut,
Ia menyebut biaya hotel karantina selama 10 hari sama sekali tidak menguntungkan secara bisnis karena jauh di bawah standar tarif yang ada.
Menurut Maulana, tarif maksimal karantina mandiri di hotel yang dipatok sekitar Rp 7,2 juta untuk hotel bintang dua dan Rp 21 juta untuk hotel kategori luxury (mewah) merupakan harga paket untuk 10 hari.
"Tidak (menguntungkan), malah lebih murah dan harganya juga tidak dinamis. Ini kan harga paket. Kelihatan mahal karena dari faktor 10 hari itu," katanya dilansir dari Antara, Rabu (22/12/2021).
Maulana menuturkan, selain harga paket untuk 10 hari, biaya hotel karantina yang terlihat fantastis itu juga sudah termasuk makan untuk tiga kali sehari dan laundry (binatu) untuk lima potong pakaian per hari.
Baca juga: Biaya Hotel Karantina Dikeluhkan Mahal, Ini Pengakuan Pengelola Hotel
1. Hotel bintang dua (Rp 6,7 juta hingga maksimal Rp 7,2 juta)
Maulana menjabarkan, dengan tarif hotel karantina 10 hari di hotel bintang dua mulai dari Rp 6,7 juta hingga maksimal Rp 7,2 juta.
"Kalau tarif biasa kan cuma (tarif) menginap dan sarapan saja. Tidak ada makan siang atau makan malam, laundry. Makanannya pun lengkap, karena berupa paket makanan," katanya.
Baca juga: Dikeluhkan Mahal, Ini Tarif Resmi Hotel Karantina di Jabodetabek