Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertimbangkan 5 Langkah Ini Sebelum Putuskan "Ternak Uang" Melalui Investasi

Kompas.com - 24/12/2021, 11:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cara berinvestasi yang benar akan membawa keuntungan. Dalam industri keuangan, ada banyak metode "ternak uang", tentunya harus didasarkan sejumlah perhitungan, terutama profil risiko.

Profil risiko sendiri secara umum terbagi menjadi tiga yaitu konservatif (toleransi terhadap risiko investasi yang rendah), moderat (toleransi terhadap risiko investasi yang menengah), dan agresif (toleransi terhadap risiko investasi yang tinggi).

Setiap jenis investasi memiliki mekanisme, keuntungan serta risiko yang saling berbeda-beda tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan kita masing-masing.

Oleh karena itu, Co-Founder dari Lifepal.co.id Benny Fajarai membagikan 5 informasi yang perlu diketahui sebelum Anda memilih instrumen investasi.

Baca juga: Minat Investasi Aset Kripto? Simak Dulu Proyeksi Bitcoin dkk pada 2022

1. Tak ada kata terlambat, mulai investasi sekarang

Jangan tunggu mapan secara finansial untuk berinvestasi. Definisi mapan finansial saja cukup rancu untuk menjadikanmu cukup pantas dalam memulai investasi. Kalau kamu sudah memiliki penghasilan tetap (atau setidaknya rutin) dan sudah memiliki dana darurat yang cukup, maka tidak ada alasan untuk belum memulai investasi.

"Mulailah sekarang. Berapapun umur kamu sekarang, tidak ada kata terlambat. Dan investasinya tidak selalu dimulai dari dana yang besar ya. Saat ini banyak instrumen investasi yang bisa dilakukan dengan setoran rendah seperti Rp 100.000, yaitu saham, reksa dana, deposito atau menabung emas," ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (24/12/2021).

Baca juga: Pengin Beli Rumah Murah di Bekasi dan Bogor? Simak Daftar Lelang dari Bank, Mulai Rp 99 Juta

2. Pilih investasi yang imbal hasilnya melawan inflasi

Mungkin tidak banyak yang sadar bahwa nilai uang semakin susut. Sebagai analogi, kata dia, yang Rp 10.000 di tahun 2010 masih bisa dibelanjakan untuk seporsi mie ayam. Tapi dengan nominal yang sama di 2021, apakah masih bisa beli seporsi mie ayam di penjual yang sama?

Harganya tentu naik. Itulah gambaran terkait inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai inflasi Indonesia selama lima tahun terakhir berada di rentang 3-5 persen. Meski tergolong cukup rendah, namun faktanya bahwa inflasi itu ada.

"Nah salah satu contoh investasi yang bisa menjadi pilihan dalam melawan laju inflasi adalah saham dan reksa dana. Tapi tentu kembali lagi ya bahwa produk investasinya harus sesuai dengan profil risiko," ujarnya.

Baca juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, dan Bedanya dengan Deflasi

 

3. Diversifikasi Produk Investasi

Ia mengibaratkan, jangan taruh telur dalam satu keranjang. Karena apabila keranjangnya jatuh, maka seluruh telur bisa pecah. Hal di atas tampaknya bisa menggambarkan maksud dari diversifikasi. Sama halnya dengan investasi. Kamu perlu menyimpan modal investasi di beberapa instrumen sekaligus.

Tujuannya adalah untuk menekan risiko kegagalan atau kerugian di kemudian hari. Apabila salah satu aset merugi, maka masih ada aset lain yang aman. Lantas apa saja instrumen investasi yang perlu dipilih? Lagi-lagi disesuaikan dengan profil risiko dan review portfolio masing-masing ya.

Baca juga: 5 Tips Menghadapi Rekan Kerja yang Kurang Kompeten

 

4. Jangan cuma ikut-ikutan, sesuaikan dengan target

Literasi dari masyarakat terhadap investasi memang terus meningkat dalam satu dekade terakhir. Tidak jarang kita sering mendengar pembahasan investasi menjadi bahasan sehari-hari baik di keluarga, kerabat maupun rekan kerja kita. Tapi apapun pilihan investasimu, jangan cuma didasarkan oleh ikut-ikutan ya.

Jangan karena ada salah satu instrumen investasi yang sedang naik daun, lantas kita asal ikut. Lakukan riset dan juga pemahaman yang lebih mendalam sebelum masuk ke salah satu instrumen investasi. Pemilihan jenis investasi ini juga perlu disesuaikan dengan target return yang ingin dicapai.

Misalnya, untuk jangka panjang maka kamu bisa memilih saham, emas atau obligasi. Sedangkan untuk jangka menengah bisa dengan reksa dana atau emas. Sementara untuk jangka pendek bisa melalui reksa dana pasar uang.

5. Perhatikan proteksi diri dan keluarga

Tidak dipungkiri bahwa meski kita telah berhati-hati dalam memilih instrumen investasi, tidak ada yang bisa menjamin bahwa investasi tersebut akan berlipat ganda mendapatkan keuntungan. Bisa saja nilai investasi kita menyusut drastis dikarenakan risiko kejadian tidak terduga.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk memiliki proteksi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Proteksi ini dapat berupa asuransi yang fungsinya melindungi kita maupun keluarga dari berbagai risiko kejadian tidak terduga seperti sakit, kerusakaan kendaraan ataubahkan meninggal dunia.

"Proteksi ini tentunya bisa melindungi stabilitas finansial keluarga dari kemungkinan besarnya uang yang harus dikeluarkan apabila kejadian tidak mengenakan tersebut terjadi. Buat kamu yang masih belum memiliki proteksi, sekarang dapat dengan mudah membandingkan serta membeli produk asuransi bersama dengan Lifepal.co.id," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com