Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/12/2021, 13:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis pertumbuhan ekonomi RI tahun depan akan makin baik dibanding tahun ini.

Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pertumbuhan ekonomi global yang lebih seimbang. Dia optimistis ekonomi tumbuh di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, meningkat dari 3,2 persen - 4 persen tahun ini.

"Beberapa alasan kenapa kita perlu optimis di tahun 2022, pertama adalah tentu saja karena ekonomi global. Kedua adalah sumber pertumbuhan ekonomi kita baik yang tradisional maupun yang baru, dan ketiga adalah langkah-langkah bersama," kata Perry dalam webinar outlook perekonomian Jakarta 2022, Jumat (24/12/2021).

Baca juga: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Mencapai 4 Persen

Perry menuturkan, seimbangnya pertumbuhan ekonomi global terletak pada cara dunia mengatasi varian Omicron dan varian lain Covid-19.

Membaiknya sektor kesehatan jadi salah satu kunci pemulihan untuk negara maju seperti AS dan China, maupun negara lain seperti India, Jepang, kawasan eropa, hingga negara berkembang.

Di sisi domestik, pemulihan ekonomi banyak ditopang oleh volume perdagangan ekspor yang meninggi karena melambungnya harga komoditas unggulan. Naiknya harga komoditas sebagai akibat dari naiknya permintaan baik di negara maju maupun di negara berkembang.

"Kemudian akan ada pemulihan investasi termasuk PSN di Jakarta maupun berbagai PSN. Sumbernya dari mana lagi? Dari konsumsi swasta yang meningkat di kuartal IV dan di tahun depan akan lebih baik. Tentu dengan mengandalkan vaksinasi dan pembukaan di berbagai sektor ritel," beber dia.

Baca juga: BI Baru Akan Naikkan Suku Bunga pada Kuartal III Tahun Depan?

Kendati demikian, Perry tidak memungkiri ada beberapa risiko penghambat pemulihan dalam jangka pendek. Risiko itu sebagian besar disebabkan oleh Covid-19, yakni keterbatasan energi, tekanan inflasi, dan gangguan rantai pasok global.

Masalah lainnya adalah normalisasi kebijakan di negara maju, termasuk kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed.

"Ini harus terus kita upayakan dalam presidensi G20 agar betul-betul well planned, direncanakan secara baik, kalibrasi secara baik, dan dikomunikasikan secara baik," ucap Perry.

Masalah lainnya adalah meluasnya digitalisasi di segala lini kehidupan, termasuk digitalisasi di bidang sistem pembayaran antar negara dan risiko kripto aset. Lalu, semakin kuatnya tuntutan ekonomi dan keuangan hijau dari negara maju.

"Ini yang membuat kita harus hadapi di negara emerging market bagaimana melakukan transisi proyek menuju ekonomi hijau, ramah lingkungan, termasuk di sektor keuangan bagaimana caranya struktur keuangan untuk sustainable finance," pungkas Perry.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh di Atas 5 Persen Kuartal IV 2021

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ada Kazakhstan dan UEA, Otorita IKN Sudah Terima Lebih dari 290 Surat Minat Investasi

Ada Kazakhstan dan UEA, Otorita IKN Sudah Terima Lebih dari 290 Surat Minat Investasi

Whats New
Hitungan Cicilan Pinjol dengan Biaya Pinjaman 0,4 Persen dalam Berbagai Tenor

Hitungan Cicilan Pinjol dengan Biaya Pinjaman 0,4 Persen dalam Berbagai Tenor

Whats New
[POPULER MONEY ] OJK Perintahkan AdaKami Buka Kanal Aduan | Soal Rupiah Mutilasi, BI: Itu Hoaks!

[POPULER MONEY ] OJK Perintahkan AdaKami Buka Kanal Aduan | Soal Rupiah Mutilasi, BI: Itu Hoaks!

Whats New
Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Whats New
Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Whats New
Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Whats New
Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Whats New
Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Whats New
Gojek Klaim Pengguna Layanan GoCorp Tumbuh 3 Kali Lipat Dibanding 2022

Gojek Klaim Pengguna Layanan GoCorp Tumbuh 3 Kali Lipat Dibanding 2022

Whats New
Perluas Jaringan dan Layanan, BRI Insurance Hadir di Bengkulu

Perluas Jaringan dan Layanan, BRI Insurance Hadir di Bengkulu

Whats New
United Bike Berencana IPO untuk Perluas Bisnis, Ini Bocorannya

United Bike Berencana IPO untuk Perluas Bisnis, Ini Bocorannya

Whats New
Subholding Gas Pertamina Kembangkan Dua Proyek LNG di Berau dan Sumenep

Subholding Gas Pertamina Kembangkan Dua Proyek LNG di Berau dan Sumenep

Whats New
Cerita Jokowi, Dulu 'Dicuekin' Saat Tawarkan IKN ke Calon Investor, Sekarang Pada Minta...

Cerita Jokowi, Dulu "Dicuekin" Saat Tawarkan IKN ke Calon Investor, Sekarang Pada Minta...

Whats New
Lazada Logistics-Aizen Kerja Sama Pembiayaan Kendaraan Listrik di RI

Lazada Logistics-Aizen Kerja Sama Pembiayaan Kendaraan Listrik di RI

Whats New
Promosi dari Traveloka Mampu Tingkatkan Jumlah Kunjungan ke Destinasi Jarang Dikunjungi

Promosi dari Traveloka Mampu Tingkatkan Jumlah Kunjungan ke Destinasi Jarang Dikunjungi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com