Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Sebut Industri Manufaktur Indonesia Sempat Limbung, Tahun Ini Kembali Bangkit

Kompas.com - 29/12/2021, 13:02 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri manufaktur Indonesia terbukti tangguh dan mampu bangkit menghadapi situasi pandemi Covid-19.

Hal ini dibuktikan dari Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada 2021 yang mulai menunjukkan ekspansif.

Meski PMI manufaktur Indonesia sempat melemah saat pemerintah kali pertama memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Juli lalu, namun tak berlangsung lama keterpurukannya.

Baca juga: Menperin: Ekspor TPT Periode Januari – Oktober 2021 Naik 19 Persen

"Dinamika serupa juga bisa terlihat dari PMI atau Purchasing Managers Index (PMI), setelah sempat limbung akibat pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk di sektor industri manufaktur pada tahun 2020, PMI manufaktur perlahan-lahan kembali bangkit dan kembali kepada level ekspansif," kata dia dalam Jumpa Pers Kinerja Sektor Industri 2021 dan Outlook 2022 secara virtual, Rabu (29/12/2021).

"Angka PMI sepanjang tahun 2021, secara umum berada pada level ekspansif kecuali pada bulan Juli dan Agustus akibat pembatasan PPKM darurat dan PPKM Level 4," lanjut Agus.

Baca juga: Ada Pabrik Yili di Bekasi, Menperin Yakin Ri Bisa Jadi Hub Industri Es Krim di ASEAN

Agus menambahkan, PMI manufaktur Indonesia sepanjang tahun ini, malah dapat menembus rekor dan diklaim tertinggi sepanjang sejarah.

"Di luar itu, kita bisa lihat PMI manufaktur Indonesia beberapa kali berhasil memecahkan rekor. Angka tertinggi sepanjang sejarah yakni bulan Maret 53,2, April 54,6, bulan Mei 55,3, bahkan pada bulan Oktober 57,2. Posisi ekspansif di atas 50 ini, kami yakini juga akan tercatat pada bulan Desember 2021 ini," paparnya.

Baca juga: Menperin Ungkap 78 Persen Bahan Baku Pengolahan Susu Masih Impor

 

Mulai Ada Penyerapan Tenaga Kerja

Lebih lanjut kata dia, dilihat dari ketenagakerjaan, sektor industri manufaktur menunjukkan pemulihan dari segi penyerapan tenaga kerja. Pada 2020, jumlah tenaga kerja menurun sebanyak 2 juta orang.

"Kita bisa lihat akibat dari pandemi Covid-19, jumlah tenga kerja di sektor industri manufaktur berkurang 2 juta orang. Dari 19,14 juta pada 2019, turun menjadi 17,5 di tahun 2020," ucapnya.

Lambat laun, di tahun 2021, industri manufaktur mulai menyerap kembali tenaga kerja dari kebangkitan industri pengolahan.

"Alhamdulillah seiring bangkitnya industri pengolahan dari dampak pandemi, ada tambahan penyerapan tenaga kerja di sektor industri manufaktur sebanyak 1,2 juta orang pada 2021, sehingga jumlah total tenaga kerja kembali meningkat menjadi 18,64 juta orang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com