Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Bali Loyo Selama Pandemi, Kalah dari Yogyakarta, gara-gara Ruwetnya Syarat Penerbangan

Kompas.com - 29/12/2021, 17:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ruwetnya syarat perjalanan menggunakan pesawat udara selama pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor terkontraksinya ekonomi Bali.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal menilai, masyarakat yang berlibur akhirnya memilih destinasi wisata lain dengan syarat perjalanan tak serumit pesawat udara, salah satunya Yogyakarta.

Baca juga: Pariwisata Bali Dibuka Lagi, Pengusaha Berharap Okupansi Hotel Naik

Tak ayal, pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta tembus 11,8 persen pada kuartal II tahun 2021. Sedangkan ekonomi Bali tumbuh di angka 2,8 persen di kuartal yang sama.

"Memang ada faktor restriksi kebijakan yang mempengaruhi. Ketika transportasi udara direstriksi lebih ketat dibanding transportasi darat, ini menyebabkan permintaan jasa pariwisata tidak bisa pergi ke Bali. Maka cari daerah yang masih bisa (dikunjungi), seperti Yogyakarta," Kata Faisal dalam diskusi media Refleksi Ekonomi Akhir Tahun 2021, Rabu (29/12/2021).

Baca juga: UMP Yogyakarta 2022: Dulu Termurah se-Indonesia, Kini Salip Jateng

Yogyakarta jadi pilihan selain Bali

Faisal menuturkan, Yogyakarta dipilih menjadi tujuan wisata karena jaraknya jauh lebih dekat dari kota lima besar, yakni Jabodetabek.

Dari sisi transportasi, Yogyakarta bisa ditempuh menggunakan kereta atau mobil pribadi yang jaraknya jauh lebih efisien dan lebih dekat ketimbang Bali. Apalagi posisi pulaunya pun masih dalam satu daratan.

"Yogyakarta masih dekat dengan pusat kota lima besar. Masih ada di dalam satu daratan yang difasilitasi dengan tol lintas Jawa," beber Faisal.

Baca juga: KA Bandara YIA Beroperasi, Waktu Tempuh ke Yogyakarta Hanya 40 Menit

Yogyakarta lebih beragam struktur ekonominya, bisa bertumbuh selama pandemi Covid-19

Faisal menilai struktur ekonomi di Kota Gudeg itu juga jauh lebih beragam dibanding Bali yang dominan mengandalkan sektor pariwisata.

Di Yogyakarta, masih ada sektor lain yang mampu menopang pertumbuhan, seperti industri pengolahan, informasi dan komunikasi, sektor konstruksi, dan sektor pendidikan.

"Pada kuncinya adalah struktur ekonomi. Tapi struktur ekonomi ini juga yang menyebabkan perbedaan pemulihan antardaerah, berkelindan dengan faktor-faktor lain seperti pengaruh dari gas dan rem karena adanya peningkatan dan penurunan Covid-19," ucap Faisal.

 

Daerah-daerah yang diuntungkan karena pertambangan selama pandemi Covid-19

Lebih lanjut dia mengungkapkan, ada daerah lain yang mampu tumbuh di tengah pandemi karena diuntungkan dari struktur ekonomi.

Wilayah-wilayah seperti Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Papua mengalami pertumbuhan positif karena tingginya harga komoditas unggulan.

Asal tahu saja, empat wilayah ini menggantungkan pertumbuhan ekonomi lewat pertambangan.

Pertumbuhan ekonomi di Papua bahkan tidak pernah mencatat kontraksi sejak kuartal IV tahun 2020.

Daerah yang diuntungkan karena masuknya investasi selama pandemi Covid-19

Ada pula daerah yang diuntungkan karena masuknya investasi, seperti Maluku Utara dan Sulawesi Tengah. Investasi menjadi sektor kedua terbesar pembentuk PDB setelah sektor pertanian.

"Sulawesi Tengah dan Maluku Utara hampir tidak ada kontraksi ekonomi. Tahun 2021 tidak (terkontraksi), tahun 2020 juga tidak. Jadi ada investasi yang masuk untuk pembangunan smelter," ucap Faisal.

Secara garis besar kata Faisal, struktur ekonomi yang hanya bergantung pada satu sektor akan mudah jatuh. Bukan cuma Bali, wilayah lain yang mengandalkan pertambangan akan mudah goyah ketika harga batu bara dan minyak menurun.

"Kalau belajar dari kondisi pandemi, akan lebih kuat kalau punya diversifikasi atau punya sektor ekonomi yang beragam. Tidak bergantung pada satu sektor saja," pungkasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com