Pada koperasi dengan model multi pihak, dua macam insentif itu mudah dilakukan. Caranya para pendiri diwadahi dalam satu kelompok anggota. Sehingga kelompok itu juga memiliki hak suara sendiri yang menjadi jangkar moral bagi tujuan serta misi pendirian koperasi.
Jason Wiener (2017), pemerhati koperasi, dalam artikelnya “Cooperatives and Founder Incentives” merekomendasikan hal yang sama. Bagaimana peran kepeloporan para pendiri harus dihargai sebagaimana perusahaan lain menghargai semangat kewirausahaan para pendahulunya. Dalam skemanya, Wiener juga melihat dengan model multi pihak rekognisi serta pengaturan insentif kepeloporan pendiri lebih mudah dilakukan.
Isu seperti ini jarang diperhatikan dan dikupas mendalam oleh pegiat koperasi Tanah Air. Saya duga karena dianggap tabu, ada rasa enggan koperasi menyoal insentif tertentu di mana aksentuasi koperasi selalu bicara soal kebersamaan, kolektivitas, solidaritas dan semacamnya.
Namun, menghadapi disrupsi demografi, di mana 56 persen lebih penduduk kita termasuk generasi milenial dan pascamilenial, pola konvensional yang ada akan ditantang mereka.
Tesis saya, secara kelembagaan koperasi di masa mendatang harus memberi insentif yang wajar dan adil terhadap variabel kewirausahaan. Bila tidak, akan ditinggal generasi milenial dan pascamilenial. Tapi ingat, tomorrow is today, maka budaya/habitus baru harus kita semai mulai hari ini juga!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.