Dari seluruh kegiatan tersebut, lebih dari 97 persen kegiatan dilakukan secara daring, begitu juga aktivitas sosialisasi kepada para pihak terkait lainnya. Selanjutnya, dalam rangka mendukung pengembangan industri pasar modal di tengah Pandemi Covid-19, BEI memberikan sejumlah dukungan kepada sejumlah pihak.
“Dukungan tersebut diberikan kepada Anggota Bursa (AB) sebagai bentuk dukungan pengembangan Migrasi Protokol Baru. Dukungan juga diberikan kepada Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat berupa relaksasi Initial Listing Fee (ILF), serta dukungan Pengembangan Pasar untuk kegiatan Edukasi atau Inklusi,” ujar Inarno.
Sementara itu, total anggaran yang digunakan untuk pemberian dukungan tersebut mencapai Rp 30 miliar. BEI juga mendukung pengembangan pasar modal yang berkesinambungan, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan SRO juga turut secara aktif mengedepankan program terkait dengan Ekonomi Hijau atau Environmental, Social & Governance (ESG).
Baca juga: H-1 Akhir Tahun 2021, Bawang Putih hingga Minyak Goreng Kompak Naik
Program ini meliputi fasilitas penerbitan green bond, reksa dana (termasuk reksa dana diperdagangkan di Bursa) dengan tema ESG, penerbitan indeks bertema ESG, efisiensi sarana pelaporan secara elektronik (paperless), peluncuran IDX Microsite ESG serta rangkaian kegiatan edukasi dan kolaborasi bersama seluruh stakeholders untuk mengakselerasi program ekonomi hijau.
Pada tahun 2021 pula, BEI telah meluncurkan sejumlah inisiatif meliputi peluncuran Decision Support System (DSS) Tahap II pada 19 Januari 2021 untuk menyediakan aplikasi yang dapat membantu OJK dan SRO dalam menganalisis data serta mengambil keputusan, peluncuran Klasifikasi Industri Baru (IDX-IC) pada 25 Januari 2021 yang selanjutnya menjadi acuan klasifikasi perusahaan tercatat bagi investor.
Selain itu, ada juga peluncuran aplikasi Whistle Blowing System (WBS) sebagai sarana pelaporan informasi bagi publik terkait tindakan yang bertentangan dengan Tata Kelola perusahaan.
Dalam rangka meningkatkan kepercayaan berbagai pihak, BEI telah memperoleh sertifikasi ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP), berdasarkan audit yang dilaksanakan pada bulan Desember 2021 oleh Lembaga Sertifikasi British Standards Institution (BSI).
Baca juga: Dorong Transksi Digital, Bank Mandiri Gandeng LPEI
Selain itu, BEI telah melakukan enhancement e-IPO, peluncuran indeks IDX-MES BUMN 17, peluncuran Enhancement SPPA terkait kuotasi Dealer Utama dan penyempurnaan UX sistem, serta peluncuran Daftar Efek Bersifat Ekuitas dalam Pemantauan Khusus (Notasi Khusus “X”).
Tahun ini, BEI juga melakukan pengembangan Pasar Modal Syariah yang menghantarkan BEI selama 3 tahun berturut – turut meraih penghargaan The Best Islamic Capital Market pada GIFA Awards.
Pada akhir September 2021, terdapat PT BJB Sekuritas Jawa Barat sebagai Perusahaan Efek Daerah (PED) Pertama dan PT Mandiri Sekuritas sebagai AB sponsor pertama PED di BEI. BEI juga telah melaksanakan penyesuaian metodologi pembobotan indeks di BEI yang sebelumnya menggunakan Capped Adjusted Free Float Market Capitalization menjadi berdasarkan free float dan telah dilakukan secara bertahap sejak Juni 2021 hingga Mei 2022.
Inisiatif terkini yang baru saja diluncurkan adalah Penyesuaian Mekanisme Perdagangan Efek bersifat Ekuitas melalui Penyesuaian Mekanisme Pre-Closing dan Penutupan Kode Broker yang telah resmi diberlakukan sejak 6 Desember 2021.
Selain itu, ada juga penerbitan perubahan Peraturan I-A yang diharapkan dapat memperluas akses kepada calon Perusahaan Tercatat untuk menggalang dana melalui pasar modal dengan tetap memperhatikan kepentingan investor.
Baca juga: Giliran RNI yang Dapat Gelontoran Kredit Rp 1,1 Triliun dari Bank DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.