Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sebut Harga Minyak Goreng Akan Turun Usai Tahun Baru

Kompas.com - 30/12/2021, 17:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut harga berbagai komoditas termasuk minyak goreng akan menurun usai tahun baru 2022.

Ia mengatakan pemerintah terus melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga komoditas yang belakangan melonjak. Teranyar, Airlangga mengunjungi pasar di daerah Cileungsi, Bogor, setelah sebelumnya mengunjungi pasar di Bali.

"Diperkirakan harga-harga yang meningkat ini juga memberikan kontribusi kesejahteraan bagi petani dan harga-harga sendiri akan relatif terkendali pasca Natal dan Tahun Baru," kata Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (30/12/2021).

Baca juga: H-1 Akhir Tahun 2021, Bawang Putih hingga Minyak Goreng Kompak Naik

Mantan Menteri Perindustrian itu menyebut, proyeksi turunnya harga minyak goreng terjadi karena pemerintah mengguyur 11 juta liter minyak goreng seharga Rp 14.000 di pasaran.

Saat ini, minyak goreng curah tersebut sudah tersedia di minimarket dan akan diperluas hingga ke pasar tradisional. Adapun saat ini, harga minyak goreng tembus Rp 18.000 per liter dari sebelumnya di kisaran Rp 11.000 per liter.

"Pemerintah sudah membuat program yaitu 11 juta untuk operasi pasar di mana dijual di harga Rp 14.000. Nah ini ada di minimarket dan kami dorong juga untuk di pasar-pasar tradisional," beber dia.

Airlangga memastikan, program operasi pasar akan terus dilakukan untuk meredam harga sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo. Realisasi program ini tercatat sudah mencapai 35 persen.

Selain itu, Airlangga juga mengatakan ada sejumlah pangan yang naik di akhir tahun. Kenaikan harga tersebut disebabkan berbagai faktor.

Baca juga: Ironi Harga Minyak Goreng yang Mendidih di Negeri Penghasil Terbesar CPO

Harga telur ayam sudah naik di atas Rp 29.000, bahkan tembus Rp 32.000. Hal ini juga dipengaruhi oleh harga pakan jagung yang turut mengalami kenaikan. Di sisi lain, ada serapan telur untuk bansos.

"Menteri Sosial juga sudah menyerap ayam dan telur untuk bansos sehingga memang terjadi kenaikan. Namun Berdikari juga melakukan operasi pasar dengan telur ayam dengan harga Rp 25.000," ucap Airlangga.

Sementara cabai rawit, harganya merangkak naik mencapai 3 kali lipat menjadi Rp 100.000 per kilo. Hal ini disebabkan oleh cuaca ekstrem sehingga petani gagal panen.

"Kemudian juga harga daging ayam ras yang juga meningkat. Intinya dari jaringan distribusi dan sisi produksi harus ditingkatkan, Pemda terutama kabupaten atau kota (perlu meningkatkan pembangunan) agar dari sentra produksi (langsung bisa) masuk ke jalan nasional," pungkas Airlangga.

Baca juga: Mendag Usulkan Harga Minyak Goreng Disubsidi Pakai Dana BPDP KS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com