Haris mengatakan, kerja sama dengan perusahaan asing dilakukan demi mencari mitra yang sudah berpengalaman.
GMR Airports Consortium merupakan Strategic Investor yang dimiliki oleh GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP).
Konsorsium ini merupakan jaringan operator bandara yang melayani penumpang terbanyak di dunia.
Saat ini GMR Airport mengelola New Delhi’s Indira Gandhi International Airport, lalu Hyderabad International Airport di India, Bidar Airport di India, Mactan Cebu International Airport di Filipina, serta tengah mengembangkan Goa International Airport di India, Visakhapatnam International Airport di India, serta Crete International Airport di Yunani.
"GMR operator terbesar di India dan ADP operator terbesar di Eropa. Sedankan kita operator terbesar di ASEAN. Mudah-mudahan dalam 5-10 tahun ke depan kami bisa hadir dengan wajah baru," kata Haris.
Diketahui, Bandara Kualanama sudah dalam kondisi over kapasitas berdasarkan data tahun 2018. Ada pergerakan 10,5 juta penumpang pada tahun tersebut.
“Memang bandara ini penerbangan internasional dari wisatawan ternyata mostly banyak WNI ke luar negeri. Ke depan dnegan konsep kemitraan ini harapannya wisatawan mancanegara masuk ke Kualanamu,” kata Haris.
Sementara itu, CEO GMR International, Puvan Sripathy mengatakan, potensi Bandara Kualanamu sudah banyak dikenal oleh berbagai pihak.
Pengembangan Bandara Kualanamu, lanjut Puvan, juga didukung dengan letak geografis yang strategis di Asia Tenggara.
“Ini waktu yang tepat, tempat yang tepat untuk pengembangan Bandara Kualanamu.
Potensi penerbangan antara Indonesia dan India punya pasar yang besar,” kata Puvan di Bandara Kualanamu, Kamis sore.