Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pemilik Lokananta Solo, Studio Musik Tertua di Indonesia?

Kompas.com - 31/12/2021, 08:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Bagi para pencinta musik lawas, tentu sudah tak asing lagi dengan Lokananta Solo atau Lokananta Studio. Tempat ini adalah salah satu lokasi bersejarah karena diklaim sebagai studio musik tertua di Indonesia.

Lokananta Solo yang kini berubah menjadi museum tersebut, juga menyimpan berbagai koleksi berbagai rekaman sejak republik ini berdiri, termasuk suara asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Awalnya, Lokananta yang dibangun pada 1956 atas usul Kepala Jawatan Radio Republik Indonesia (RRI), R. Maladi ini bertujuan untuk merekam materi siaran untuk disiarkan di RRI dalam bentuk piringan hitam.

Nama Lokananta sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang digagas oleh Raden Maladi, yang berarti gamelan dari khayangan bersuara merdu.

Baca juga: Sejarah TVRI, Stasiun TV Pertama di Indonesia

Tokoh lain dalam pendirian Lokananta Solo adalah Oetojo Soemowidjojo dan Raden Ngabehi Soegoto Soerjodipoero.

Namun sekitar tahun 1960-an, Lokananta mulai merekam musik untuk para musisi, tepatnya setelah Asian Games keempat yang diadakan di Indonesia.

Meski sudah tidak lagi memproduksi musik dalam bentuk piringan hitam, saat ini Lokananta tetap berfungsi sebagai studio rekaman.

Di ruang studio rekaman Lokananta, Band White Shoes & Couples Company dan Pandai Besi menelurkan karya melalui alat-alat yang telah legendaris dari awal mulai berdirinya perusahaan ini. Di ruang studio rekaman Lokananta, Band White Shoes & Couples Company dan Pandai Besi menelurkan karya melalui alat-alat yang telah legendaris dari awal mulai berdirinya perusahaan ini.

Lokananta pernah menjadi tempat rekaman beberapa musisi legenda Indonesia. Nama-nama besar seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, Manthous, dan Sam Saimun lahir di Lokananta.

Baca juga: Sejarah TVRI, Penyiar Film G30S yang Sempat Jadi BUMN

Lalu siapa sebenarnya pemilik Lokananta Solo?

Dikutip dari Antara, pengelola sekaligus pemilik dari Lokananta Solo adalah Perum Percetakan Negara RI atau PNRI, sebuah BUMN yang bergerak di bidang percetakan dan penerbitan. 

Sebelum dikuasai PNRI, aset Lokananta Solo berada di bawah pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Dalam sejarahnya, Lokananta Studio sempat menjadi perusahaan BUMN pada tahun 1961 atau setelah 5 tahun berdiri. 

PNRI mengelola Lokananta sebagai PNRI Cabang Surakarta sejak 2004 setelah Perusahaan Negara (PN) Lokananta dilikuidasi pemerintah pada 2001.

Lokananta Solo kini secara resmi menjadi museum dan bisa dikunjungi setiap hari Senin sampai Jumat pada pukul 08.00 sampai 16.00 WIB dengan tiket masuk seharga Rp 20.000 per orang. 

Dari mulai Waldjinah, Titiek Puspa, hingga rekaman suara Pidato Bung Karno tersimpan di ruangan khusus piringan hitam, Lokananta, Solo, Jawa Tengah.Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo Dari mulai Waldjinah, Titiek Puspa, hingga rekaman suara Pidato Bung Karno tersimpan di ruangan khusus piringan hitam, Lokananta, Solo, Jawa Tengah.

Baca juga: Sejarah Gedung Sarinah, Dibangun Soekarno dari Pampasan Perang Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com