Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank-bank yang Berencana Terbitkan Surat Utang pada 2022

Kompas.com - 31/12/2021, 17:28 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pemulihan ekonomi, perbankan siap melakukan ekspansi bisnis di tahun depan. Demi menunjang rencana tersebut, sejumlah bank berencana menerbitkan surat utang di 2022.

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya, berencana menerbitkan sukuk hijau pada semester I-2022. Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan, bank membidik dana Rp 1 triliun dari penerbitan sukuk tersebut.

"Nantinya, dana untuk ekspansi bisnis dalam hal pembiayaan hijau atau berkelanjutan," kata Pandji, Kamis (30/12/2021).

Sebelumnya, CIMB Niaga Syariah sudah berencana menerbitkan sukuk pada tahun lalu. Namun tertunda akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, penerbitan sukuk tahun depan dinilai waktu yang tepat seiring pemulihan ekonomi

Tak mau kalah, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) akan menerbitkan obligasi subordinasi sebagai modal tier-2 atau modal tambahan. Tahun ini, bank telah melakukan penawaran umum berkelanjutan dengan total emisi sebanyak-banyaknya Rp 2 triliun untuk jangka waktu dua tahun.

Baca juga: Indeks Kebahagiaan 2021: Penduduk yang Sudah Menikah Lebih Bahagia daripada Lajang

Pada Juli 2021, bank milik pemerintah provinsi Jawa Barat dan Banten ini telah menerbitkan obligasi subordinasi Rp 1 triliun. Sehingga, masih ada sisa Rp 1 triliun obligasi subordinasi yang akan diterbitkan tahun depan.

"Untuk waktu penerbitannya, kami tentu akan memperhatikan perkembangan kondisi pasar, namun kami perkirakan di semester pertama 2022," Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi.

Rencananya, dana tersebut untuk mendukung ekspansi kredit tahun depan. Diketahui, BJB membidik kredit tumbuh di kisaran 9 persen - 10 persen karena mempertimbangkan kondisi ekonomi dan konsumsi yang mulai pulih.

Selain itu, pertumbuhan kredit BJB diperkirakan masih akan banyak ditopang segmen konsumer seiring mulai pulihnya tingkat konsumsi. Selanjutnya juga didorong oleh segmen wholesales karena kegiatan usaha sudah mulai pulih.

Baca juga: Ini Penyebab Ratifikasi RCEP Indonesia Belum Juga Rampung

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan menggalang dana dari pasar modal dengan menerbitkan efek beragun aset (EBA) dan obligasi pada tahun depan. Langkah ini untuk menopang target bisnis tahun depan, terutama dalam rangka pemenuhan kebutuhan hunian di Indonesia.

Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN Nofry Rony Poetra mengatakan, setiap tahun BTN aktif menghimpun dana dari pasar modal. Namun, kondisi likuiditas yang cukup positif pada tahun ini membuat bank menggeser opsi tersebut pada tahun depan.

Tidak hanya itu, Bank BTN juga akan menyasar nasabah ritel pada tahun depan. Pasalnya, BTN melihat potensi besar pada nasabah ritel yang mulai melirik instrumen investasi selain saham.

"Kami akan melanjutkan proses sekuritisasi pada kuartal pertama di 2022. Kami akan menyasar tidak hanya nasabah institusional, tapi juga nasabah ritel yang mulai berinvestasi di EBA ritel," kata Nofry.

Untuk obligasi, Nofry menuturkan, pihaknya masih akan memantau arah pergerakan suku bunga acuan. BTN akan melakukan penerbitan obligasi sebelum bank sentral menaikkan suku bunga acuan. (Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari)

Baca juga: Ini 10 Provinsi Paling Bahagia di Indonesia Tahun 2021

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Sejumlah Perbankan Bakal Terbitkan Surat Utang di Tahun Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com