Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Saham Awal 2022, Bakal Adakah January Effect?

Kompas.com - 03/01/2022, 06:09 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2021 ditutup menguat 10,72 persen. Hanya saja, pada akhir tahun, IHSG sempat terkoreksi akibat kemunculan varian omicron.

Walau begitu, analis memperkirakan awal tahun 2022 masih akan tetap ada January Effect.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, walau ada koreksi window dressing tetap ada pada tahun lalu. Sehingga ia memproyeksikan pada Januari saham-saham masih bisa naik.

Baca juga: IHSG Sepanjang 2021 Menguat 10,08 Persen, Sempat Tembus Rekor Tertinggi di Level 6.723

"Probabilitas 70 persen January Effect tetap ada karena Desember window dressing tetap ada walau kenaikannya tidak 100 persen akibat kemunculan omicron," ujar dia kepada Kontan.co.id, Minggu (2/1/2022).

Nah, dengan begitu Nico memproyeksikan saham-saham yang dapat diamati dari sektor perbankan, infrastruktur, komoditas, dan teknologi.

Untuk perbankan, sentimen pendorongnya berasal dari pemulihan ekonomi dan infrastruktur karena pemerintah terus mendorong pembangungan infrastruktur jalan maupun telekomunikasi.

Kemudian, untuk komoditas sentimen pendorongnya adalah harganya yang sedang baik. Hanya saja, ia mengingatkan investor juga perlu berhati-hati dengan ketidakpastian yang ada sehingga perlu diperhatikan momentumnya.

Oleh sebab itu, Nico menjagokan BBCA, BMRI, BBRI, TBIG, JSMR, dan EMTK.

Sementara Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menyebutkan,  selain sektor-sektor tersebut CPO juga menjadi sektor yang dapat diamati. Menurutnya, harga CPO awal tahun ini masih akan tinggi.

"Investor dapat mengamati saham AALI, TAPG, DSNG, dan LSIP," sebutnya.

Di tengah pandemi yang masih berlangsung, Kiswoyo mengamati saat ini investor juga masih melihat situasi. Namun, dia menilai untuk awal tahun ini sebetulnya belum ada sentimen yang mengkhawatirkan.

Baca juga: Selain Saham Perbankan, Pertimbangkan Juga Saham-saham Ini di 2022

Hal itu belajar dari pola sebelumnya yakni kasus Covid-19 baru akan meledak 2-3 bulan setelah libur hari besar. Sehingga, jika ada gelombang ketiga, Kiswoyo memproyeksikan baru Februari atau Maret walaupun ia meyakini kondisi akan lebih kondusif dibandingkan saat gelombang kedua, varian Delta masuk Indonesia.

"Karena saat ini tingkat vaksinasi sudah lebih baik dibandingkan saat varian Delta," tuturnya.

Oleh sebab itu, Reswara Gian Investa juga memproyeksikan pasar saham masih akan menguat di awal tahun ini. Dia menjelaskan, tahun ini IHSG diprediksi pada level 7.500 sehingga saat IHSG masih berada di bawah 7.000-7.200 dia melihat masih berpeluang menguat. (Sugeng Adji Soenarso)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul January Effect Diprediksi Masih Akan Terjadi di 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com