Untuk investor yang moderat atau investor agresif namun merasa kurang nyaman dengan fluktuasi harga reksa dana saham yang terlalu tinggi, sebenarnya dapat mempertimbangkan reksa dana campuran sebagai portofolio utamanya.
Secara umum, bobot saham lebih dominan dibandingkan obligasi dalam reksa dana campuran. Oleh karena itu, pergerakannya juga cukup fluktuatif dan searah dengan IHSG.
Namun adanya porsi obligasi dalam reksa dana campuran mampu menjadi peredam fluktuasi harga dan terkadang menjadi penyumbang kinerja positif pada saat saham mengalami penurunan.
Secara historis, kinerja rata-rata reksa dana campuran selama 2019 – 2021 adalah +0,62 persen, -0,36 persen, dan +4,94 persen.
Kinerja pada tahun 2021, bahkan menjadi yang terbaik jika dibandingkan rata-rata reksa dana pasar uang, pendapatan tetap dan saham
Karena portofolionya merupakan kombinasi antara saham, obligasi, dan deposito, serta dengan asumsi bobot saham lebih dominan, reksa dana campuran diharapkan dapat mengalami kenaikan 5-10 persen pada tahun 2022.
Income Fund yang dimaksud disini mirip dengan reksa dana pendapatan tetap namun secara spesifik lebih ke jenis reksa dana yang ada fitur bagi hasilnya.
Dengan kondisi suku bunga yang berpotensi naik, saham yang meskipun outlooknya baik tapi fluktuasinya tinggi, investor bisa mempertimbangkan untuk memiliki reksa dana dengan fitur bagi hasil secara berkala.
Dulunya fitur ini hanya ada pada reksa dana terproteksi, namun sekarang sudah berkembang ke jenis lain yang mencakup jenis pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan bahkan saham.
Dengan bagi hasil yang ditransfer langsung ke rekening atau direinvestasikan pada reksa dana lain, berarti investor secara berkala melakukan realisasi profit. Sehingga mungkin saja nilai pokok bisa naik dan turun, tapi paling tidak kita sudah merasakan keuntungannya.
Keuntungan yang sudah direalisasikan tersebut dapat dikumpulkan dan ketika ada momentum koreksi harga di reksa dana saham / campuran, bisa digunakan untuk beli di harga murah.
Reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap dengan portofolio mayoritas di obligasi korporasi merupakan reksa dana income fund yang ideal. Karena fluktuasi harganya relatif minim dan bagi hasilnya juga dilakukan secara bulanan atau 3 bulanan.
Secara teori, dalam melakukan aset alokasi, investor perlu mempertimbangkan Tujuan Investasi – apakah jangka panjang, menengah atau pendek, Keadaan Keuangan – apakah hasil investasi dipakai untuk kebutuhan hidup atau masih ada sumber yang lain, dan Profil Risiko – Agresif, Moderat, dan Konservatif.
Seiring dengan berjalannya waktu, faktor usia, pemahaman terhadap produk investasi, kinerja pasar dan reksa dana bisa membuat aset alokasi berubah. Hal itu sangat normal karena yang ideal adalah yang dirasakan nyaman. Tingkat kenyamanan tiap orang bisa amat berbeda.
Untuk anda yang memulai investasi di tahun ini, asumsi memiliki dana di atas Rp 100 juta, masih usia produktif dan memiliki tujuan investasi di atas 5 tahun, aset alokasi berikut ini dapat dipertimbangkan yaitu
Jenis Reksa Dana Aset Alokasi
Reksa Dana Pasar Uang 10 - 20 persen
Reksa Dana Pendapatan Tetap 10 - 25 persen
Reksa Dana Terproteksi / Bagi Hasil 10 - 25 persen
Reksa Dana Campuran 10 - 30 persen
Reksa Dana Saham 10 - 35 persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.