JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) mencatatkan, nilai transaksi perdagangan berjangka komoditas mencapai lebih dari Rp 6.900 triliun di sepanjang 2021.
ICDX bahkan menargetkan untuk capaian di sepanjang 2022 mendatang bisa naik 100 persen atau dua kali lipat dari realisasi di akhir 2021.
"Pada tahun 2021 kami mencatat total nilai transaksi perdagangan berjangka komoditas di ICDX mencapai lebih dari Rp 6.900 triliun," ujar CEO ICDX dalam konferensi pers Senin (3/1/2022).
Baca juga: Sebelum Putuskan Investasi Berjangka Komoditi, Simak 7 Langkah Ini
Ia mengatakan, beberapa capaian lainnya yakni nilai transaksi pada pasar fisik timah ICDX mencapai Rp 13 triliun, dengan rekor harga tertinggi 41.000 dollar AS per metrik ton. Nilai itu naik lebih dari dua kali lipat harga tahun lalu.
"Tahun lalu, kami juga telah memperoleh mandat untuk menyelenggarakan pasar fisik emas digital," kata dia.
Di sisi lain, ICDX mencatatkan pertumbuhan transaksi multilateral sebesar 54,5 persen dari tahun 2020. Pertumbuhan ini didorong oleh transaksi kontrak-kontrak berukuran lebih kecil, yakni mini dan mikro yang tergabung dalam produk derivatif multilateral emas, minyak mentah, dan valuta asing (GOFX).
Sementara itu, Direktur ICDX Nursalam menambahkan, pihaknya menargetkan nilai transaksi perdagangan berjangka komoditi di ICDX bisa naik dua kali lipat di sepanjang tahun ini. Menurutnya, ini sejalan dengan 2022 yang merupakan tahun pemulihan.
"Targetnya di 2022 yah 100 persen, dua kali lipat. Tahun ini kan akselerasi, jadi kecepatan maka target kita tinggi mencapai 100 persen," ungkapnya.
Untuk mencapai target itu, kata dia, sudah ada sejumlah kontrak perdagangan berjangka komoditi multilateral. Selain itu, akan menambah produk-produk yang baru, seperti pasar fisik emas digital dan pasar karbon.
"Kita akan tambah produk baru, misalnua karbon dan emas digital," kata Nursalam.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.