JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, serapan realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) mencapai Rp 658,6 triliun sampai akhir Desember 2021. Anggaran ini hanya terserap 88,4 persen dari pagu yang dianggarkan Rp 744,77 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, ada beberapa alasan serapan program PEN tidak maksimal. Menurut dia, beberapa program tidak bisa terealisasi sehingga dana untuk program tersebut dikembalikan.
“Realisasinya 88,4 persen, sayangnya belum bisa mencapai keseluruhan. Beberapa program tidak bisa dijalankan anggaran kembali lagi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (3/1/2022).
Baca juga: Sri Mulyani: Sudah Ada 195 Orang Ikut Tax Amnesty, Harta yang Diungkap Rp 169,9 Miliar
Wanita yang karib disapa Ani ini mengungkap, serapan tersebar di beberapa klaster. Untuk klaster kesehatan, realisasinya sebesar Rp 198,5 triliun atau hanya terserap 92,3 persen dari pagu anggaran Rp 214,96 triliun.
Anggaran digunakan untuk biaya perawatan 1,4 juta pasien Covid-19, insentif 1,5 juta tenaga kesehatan pusat, dan santunan kematian untuk 571 nakes.
"Untuk biaya perawatan pasien Covid-19 ini yang memang masih akan terus berubah karena masih akan ada audit," kata Sri Mulyani.
Adapun di program perlindungan sosial, sudah terealisasi Rp 171 triliun atau mencapai 91,5 persen dari pagu Rp 186,64 triliun. Anggaran digunakan unik ragam bansos, seperti diskon listrik kepada 32,6 juta penerima, bantuan kuota internet untuk 66,6 juta penerima, dan pengentasan kemiskinan ekstrim kepada 1,16 juta penerima di 35 kabupaten prioritas.
Lalu, program prioritas terealisasi sebanyak Rp 105,4 triliun atau baru mencapai 89,3 persen dari anggaran Rp117,94 triliun.
“Kita sudah anggarkan Rp 117,94 triliun, namun belum terserap semua. Ada masalah dalam program, entah untuk padat karya, pariwisata dan fasilitas yang lainnya," beber Ani.
Baca juga: Sri Mulyani Kesal, Belum Lunasi Utang BLBI, Sinivasan Malah Jual Asetnya
Kemudian, realisasi program dukungan UMKM dan korporasi Rp 116,2 triliun. Anggaran telah digunakan untuk BPUM 12,8 juta usaha, bantuan untuk 1 juta PKL, serta imbal jasa penjaminan untuk 2,45 juta UMKM dan 69 Korporasi.
Selanjutnya subsidi bunga KUR untuk 7,51 juta debitur dan non KUR untuk 7,02 juta debitur. Ada pula PMN untuk Hutama Karya, Pelindo III, KIW, ITDC, LPEI, Waskita Karya, LPI/INA dengan total Rp 40,76 triliun.
Sedangkan realisasi untuk program insentif usaha yang tercapai penuh mencapai Rp67,7 triliun. Angka ini telah melebihi pagu anggaran sebesar Rp 62,83 triliun.
"Insentif ini paling bagus penyerapannya dan ternyata dunia usaha lebih mendapatkan insentif ini," tandas Ani.
Baca juga: Realisasi PEN Cuma 88,5 Persen, Menko Airlangga Pesimistis Tembus 100 Persen
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.