JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bursa Berjangka Jakarta (JFX) dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) mencatatkan volume transaksi pada 2021 sebesar 9.566.181 lot, atau tumbuh 1,41 persen dibandingkan 2020.
Pertumbuhan transaksi tersebut didorong oleh volume transaksi multilateral JFX di angka 2.039.083 lot atau mengalami peningkatan 21,41 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, emas masih menjadi komoditi yang memberikan kontribusi terbesar dengan volume transaksi sebesar 716.752 lot, diikuti oleh olein dengan 643.443 lot, dan kopi dengan 605.674 lot.
"Pencapaian ini merupakan sebuah pencapaian dan kontribusi bersama khususnya dari para anggota bursa JFX selama tahun 2021 yang menandakan pertumbuhan industri perdagangan berjangka dari waktu ke waktu," tutur Direktur Utama JFX Stephanus Paulus Lumintang lewat siaran pers, Selasa (4/1/2022).
Sementara pada produk bilateral, volume transaksi JFX mencapai 7.527.098,42 lot atau mengalami penurunan 2,99 persen dari tahun sebelumnya. Loco Gold masih menjadi penyumbang volume transaksi terbesar untuk produk bilateral dengan pencapaian sebesar 6.380.480,4 lot, diikuti indeks 555.706 dan forex 502.720,1 lot.
Baca juga: Turun 14 Persen, Jumlah Penumpang DAMRI di Akhir 2021 Hanya 401.664 Orang
Selain produk multilateral dan bilateral, salah satu produk unggulan yang dimiliki oleh JFX adalah perdagangan timah murni batangan. Masih pada tahun yang sama, JFX sebagai Bursa Timah mencatat pencapaian volume transaksi sebesar 44.735 ton, dengan harga tertinggi pada 20 Desember 2021 sebesar 40.205 dollar AS per metrik ton.
Stephanus berharap, dengan pencapaian JFX pada tahun lalu, dapat memicu pertumbuhan yang lebih besar dan mencapai target pada 2022. Untuk tahun ini, JFX berencana mengembangkan transaksi pada produk multilateral dengan mempekerjakan tenaga profesional. JFX terus berupaya untuk melakukan pengembangan kontrak-kontrak multilateral baru pada komoditi kopi dan olein serta kontrak finansial lainnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan, kenaikan volume transaksi ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan berjangka komoditi menjadi salah satu pilihan investasi masyarakat.
"Untuk itu, sebagai lembaga kliring kami kedepan akan terus mendorong pertumbuhan transaksi ini, baik melalui peningkatan layanan kepada pemangku kepentingan maupun dari sisi edukasi. Perdagangan berjangka komoditi memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia, dan salah satu kuncinya adalah adanya pemahaman yang baik dari masyarakat terkait industri ini, khususnya dari risiko investasi," kata dia.
Baca juga: Awal 2022, Pemerintah Tarik Utang Rp 25 Triliun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.