Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Menguat dan Tembus Level 6.718 di Awal Perdagangan

Kompas.com - 05/01/2022, 09:46 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal perdagangan, Rabu (5/1/2022). Sebelumnya, Selasa (4/1/2022), IHSG juga ditutup di zona hijau level 6.695,37.

Melansir RTI, pukul 09.07 WIB, IHSG bergerak fluktuatif kisaran 6.700 dan sempat menyentuh ke level 6.718,34 atau naik 22 poin (0,34 persen). Adapun saham yang menguat yaitu sebanyak 225, melemah 159, dan 189 saham tidak alami perubahan.

Pencapaian transaksi perdagangan sementara pada pukul tersebut sebesar Rp 12,10 triliun dari 3,33 miliar lembar saham yag diperjualbelikan. Investor asing pun melakukan aksi beli di seluruh pasar (net foreign buy) yang mencapai Rp 65,54 miliar.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan memperkirakan, IHSG sepanjang Rabu akan cenderung menguat. Penguatan IHSG tersebut akan didorong oleh meredanya kehawatiran pasar terkait penyebaran virus Covid-19 varian Omicron.

Baca juga: Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 Per Gram, Simak Rinciannya

"IHSG diprediksi menguat. Pergerakan akan minim data ekonomi dari dalam negeri. Penguatan akan didorong mulai meredanya kekhawatiran akan Covid-19 (varian) Omicron," sebut dia dalam rekomendasi.

Sedangkan secara teknikal jelas Dennies, candlestick membentuk higher high dan higher low disertai kenaikan volume sehingga mengindikasikan tren penguatan masih akan berlanjut. Maka indeks acuan saham hari ini akan bergerak di level support 6.651-6.673 serta level resisten rentang 6.718-6.741.

Pendapat senada juga dianalisa oleh CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya. Dia bilang, pergerakan IHSG masih dalam nuansa awal tahun terlihat berpotensi menguat. Namun menurutnya, penguatan terlihat sudah cukup terbatas.

"Sehingga risiko terhadap potensi terjadinya koreksi jangka pendek tetap perlu diwaspadai mengingat capital inflow yang belum terlihat melaju secara signifikan ke dalam pasar modal Indonesia, sehingga jika terjadi koreksi wajar momentum masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek," kata dia.

Baca juga: Setahun Terakhir, Kekayaan 500 Orang Tajir Dunia Melonjak Rp 14.300 Triliun

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com