JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati gembira memaparkan kinerja sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021. Wajahnya sumringah begitu memasuki ruangan konferensi pers APBN Kita awal pekan ini.
Sebab, pendapatan negara secara keseluruhan memenuhi atau bahkan melebihi target APBN. Bendahara negara ini mencatat, pendapatan negara sepanjang tahun 2021 mencapai Rp 2.003,1 triliun atau tembus 114,9 persen dari target APBN yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.
Hingga Desember 2021, pendapatan negara tumbuh sebesar 21,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 1.647,8 triliun.
Tercapainya target pendapatan membuat defisit fiskal sedikit menyusut. Tercatat, pembiayaan utang neto berkurang Rp 310 triliun dari target APBN 2021 seiring menurunnya defisit APBN.
Baca juga: Soal Krisis Stok Batu Bara, Erick Thohir: Ini Bukan Saatnya Saling Menyalahkan
Defisit APBN sendiri mencapai Rp 783,7 triliun, setara 4,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI. Defisit lebih rendah Rp 222,7 triliun dari target APBN Rp 1.006,4 triliun.
"Saya sudah memberikan indikasi pada bulan lalu defisit 2021 kemungkinan tembus 5,1-5,4 persen, tapi ternyata jauh lebih baik dari estimasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita awal pekan ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak berikut ini
1. Penerimaan pajak
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melaporkan, penerimaan pajak tumbuh 19,2 persen (yoy) mencapai Rp 1.277 triliun. Penerimaan ini sudah mencapai 103,9 persen dari target APBN Rp 1.229,6 triliun.
Sri Mulyani menjelaskan, terlampauinya penerimaan pajak didorong oleh membaiknya penerimaan dari mayoritas sektor utama yang menyumbang penerimaan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.