Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APBN 2021 Bikin Sri Mulyani Girang, Pajak hingga PNBP Kinclong

Kompas.com - 05/01/2022, 12:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati gembira memaparkan kinerja sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021. Wajahnya sumringah begitu memasuki ruangan konferensi pers APBN Kita awal pekan ini.

Sebab, pendapatan negara secara keseluruhan memenuhi atau bahkan melebihi target APBN. Bendahara negara ini mencatat, pendapatan negara sepanjang tahun 2021 mencapai Rp 2.003,1 triliun atau tembus 114,9 persen dari target APBN yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.

Hingga Desember 2021, pendapatan negara tumbuh sebesar 21,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 1.647,8 triliun.

Tercapainya target pendapatan membuat defisit fiskal sedikit menyusut. Tercatat, pembiayaan utang neto berkurang Rp 310 triliun dari target APBN 2021 seiring menurunnya defisit APBN.

Baca juga: Soal Krisis Stok Batu Bara, Erick Thohir: Ini Bukan Saatnya Saling Menyalahkan

Defisit APBN sendiri mencapai Rp 783,7 triliun, setara 4,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI. Defisit lebih rendah Rp 222,7 triliun dari target APBN Rp 1.006,4 triliun.

"Saya sudah memberikan indikasi pada bulan lalu defisit 2021 kemungkinan tembus 5,1-5,4 persen, tapi ternyata jauh lebih baik dari estimasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita awal pekan ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak berikut ini

1. Penerimaan pajak

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melaporkan, penerimaan pajak tumbuh 19,2 persen (yoy) mencapai Rp 1.277 triliun. Penerimaan ini sudah mencapai 103,9 persen dari target APBN Rp 1.229,6 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan, terlampauinya penerimaan pajak didorong oleh membaiknya penerimaan dari mayoritas sektor utama yang menyumbang penerimaan.

Secara rinci, PPh non migas tumbuh 17,3 persen mencapai Rp 696,5 triliun. Capaian ini ditopang oleh tumbuhnya aktivitas ekonomi. Sementara naiknya PPh migas karena tingginya harga komoditas seperti batu bara.

"Karena (harga) komoditas melonjak luar biasa, pajak sektor pertambangan menjadi 60,52 persen dari minus 43,4 persen. Itu lonjakan (terjadi) pada kuartal III saat delta (varian Covid-19) membabi buta, kita naiknya justru tiga kali lipat," beber Sri Mulyani.

Baca juga: Soal Batu Bara, Sri Mulyani: Pilihan Sulit, Listrik Mati Kita Tetap Ekspor?

Sementara PPN mencapai 106,3 persen terhadap APBN atau tercatat Rp 551 triliun. Capaian PPN sudah di atas level sebelum pandemi Covid-19 yang hanya sebesar Rp 531,6 triliun.

Kemudian, PPh 21 tumbuh 6,2 persen yang berkontribusi 11,7 persen. PPh 22 impor tumbuh 49,3 persen dengan kontribusi 3,2 persen. Lalu, PPh OP tumbuh 6,9 persen, PPh badan tumbuh 25,6 persen, PPh 26 tumbuh 24,1 persen, PPN Dalam Negeri (DN) tumbuh 14 persen, dan PPN Impor tumbuh 36,3 persen.

2. Kepabeanan dan cukai

Adapun kepabeanan dan cukai mencapai Rp 269 triliun atau tumbuh 26,3 persen (yoy) dibanding tahun 2020 yang sebesar Rp 213 triliun. Realisasi kepabeanan dan cukai ini sudah mencapai 125,1 persen dari target APBN Rp 215 triliun.

Secara lebih rinci, cukai mencapai Rp 195,5 triliun atau tumbuh 10,9 persen. Realisasinya sudah 108,6 persen dari target APBN.

Adapun bea masuk mencapai Rp 38,9 triliun atau tumbuh 19,9 persen. Realisasinya mencapai 117,2 persen dari target APBN. Lalu, bea keluar Rp 34,6 triliun atau meningkat 708,2 persen.

"Itu bukan tumbuh, itu meloncat dari Rp 4,3 triliun (tahun 2020) menjadi Rp 34,6 triliun. Ini menggambarkan sebagian dari komoditas dan juga recovery yang didukung dengan ekspor yang tumbuhnya di atas 46 persen," beber dia.

Baca juga: Sri Mulyani: Sudah Ada 195 Orang Ikut Tax Amnesty, Harta yang Diungkap Rp 169,9 Miliar

3. PNBP

Sama seperti dua penopang pendapatan negara lainnya, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga tercatat tumbuh 31,5 persen (yoy) menjadi Rp 452 triliun dari Rp 343,8 triliun.

Hingga Desember 2021, realisasinya mencapai 151,6 persen terhadap target APBN di angka Rp 298,2 triliun.

Secara rinci, Pendapatan SDA migas tumbuh 41,9 persen menjadi Rp 98 triliun. Porsinya sudah 130,7 persen dari target dalam APBN. Hal ini didukung oleh kenaikan ICP.

Lalu pendapatan SDA non migas tumbuh 87,6 persen menjadi Rp 52,8 triliun atau 181,4 persen dari target APBN. Kenaikan didukung oleh lonjakan harga komoditas minerba batu bara, tembaga, dan nikel, serta didukung sektor kehutanan dan panas bumi.

Pendapatan PNBP lainnya naik 35,9 persen mencapai Rp 151,1 triliun atau 138,4 persen dari target. Sementara pendapatan BLU naik 72,5 persen atau Rp 119,5 triliun, yakni 203,3 persen dari target dalam APBN.

"PNBP suatu lonjakan yang luar biasa. Bahkan sudah jauh melampaui pre Covid-19 level yang Rp 409 triliun tahun 2019. Penerimaan SDA melonjak krn adanya komoditas, ada pengaruhnya ICP yang liftingnya lebih kecil tapi harganya naik, harga batu bara, nikel, CPO naik," tandasnya.

Baca juga: Sepanjang 2021, Penerimaan Pajak Tembus 1.277,5 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com