JAKARTA, KOMPAS.com - Plafon kredit usaha rakyat (KUR) PT Bank Negara Indonesia (Persero) untuk tahun 2022 mengalami kenaikan, seiring dengan keputusan pemerintah meningkatkan plafon kredit bersubsidi itu.
Direktur Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan, alokasi KUR tahun ini untuk perseroan mencapai Rp 38 triliun atau naik 22,7 persen dari alokasi tahun lalu Rp 30,95 triliun.
Baca juga: Ada Program KUR, KPR FLPP hingga PEN, Bisnis Perbankan Diproyeksi Cerah pada 2022
"Kami cukup yakin untuk penyaluran KUR akan sesuai alokasi pemerintah. Terlebih, kami melihat permintaan dan kinerja KUR BNI yang sangat baik," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/1/2021).
Alokasi KUR tersebut, Sis Apik menambah, akan dimanfaatkan perseroan untuk membantu menjaga momentum pertumbuhan segmen UMKM BNI, yang saat ini tengah mengalami peningkatan permintaan kredit.
Baca juga: Tahun Depan, Warga Bisa Pinjam KUR Sampai Rp 100 Juta, Syarat Pengajuan Lebih Mudah
Bank dengan kode emiten BBNI itu juga akan memanfaatkan alokasi KUR untuk mendorong pertumbuhan usaha kecil di sektor komoditas pada 8 klaster unggulan, hal ini sejalan dengan arahan dari pemerintah untuk membangun industri UMKM yang kuat melalui strategi klaster.
Sejalan dengan strategi tersebut, BNI akan fokus untuk mendorong UMKM merambah pasar internasional, dengan cara meningkatkan adopsi digitalnya serta membuka peluang lebih besar untuk ekspor.
Baca juga: BNI Bakal Ekspansi Kredit dan Buka Kantor Cabang di Amsterdam pada 2022
"BNI pun mendorong pembiayaan berbasis ekosistem dan rantai pasok untuk memastikan pertumbuhan kinerja UMKM lebih berkesinambungan," kata Sis Apik.
"Kami pun memiliki program pembinaan dan pengembangan bagi UMKM untuk menjawab semua isu-isu yang mereka hadapi baik proses kredit, teknologi, serta pengembangan kapabilitas tata kelola bisnis," tambahnya.
Baca juga: Difasilitasi BNI, Sejumlah UMKM di Jatim Sukses Tembus Pasar Ekspor
Lebih lanjut Ia memaparkan, perseroan memiliki 3 fokus strategi untuk mendorong UMKM naik ke level internasional.
Pertama, memberdayakan UMKM Ekspor serta Diaspora, di mana BNI tidak hanya menggarap para pelaku UMKM untuk melakukan ekspansi bisnis keluar negeri, tetapi juga mendorong pengembangan usaha para warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri atau diaspora.
Kedua, menciptakan ekosistem bisnis unggulan. Sejalan dengan arahan kementerian BUMN, BNI akan fokus dalam menggarap 8 klaster prioritas yakni klaster padi, klaster jagung, klaster sawit, klaster tebu, klaster jeruk, klaster tanaman hias, klaster kopi, dan klaster porang.
Ketiga, membentuk digital value chain, dimana BNI memberikan dukungan menyeluruh melalui pembiayaan hingga pendampingan para mitra BNI dari hulu ke hilir.
"Kami pun memiliki layanan cepat dan Berkualitas, solusi keuangan mudah dan terintegrasi, solusi transaksi non tunai yang akan sangat membantu," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.