Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Dana BPDPKS, Pemerintah akan Guyur 1,2 Miliar Liter Minyak Goreng Murah ke Pasar hingga Juni

Kompas.com - 05/01/2022, 16:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah bakal mengguyur 1,2 miliar liter minyak goreng ke pasar dengan harga Rp 14.000 per liter sampai 6 bulan ke depan atau sampai Juni 2022. 

Hal ini menindaklanjuti harga minyak goreng yang masih merangkak naik dengan rata-rata Rp 18.000 per liter. Bahkan untuk minyak goreng premium, harganya mendekati Rp 40.000 per liter.

Baca juga: Harga Minyak Goreng hingga Cabai Diprediksi Turun Tahun Depan, Hanya di Bulan-bulan Ini

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, harga minyak goreng Rp 14.000 per liter merupakan harga di tingkat konsumen di seluruh Indonesia.

"Harga Rp 14.000 (per liter) di tingkat konsumen. Sekali lagi, di tingkat konsumen yang berlaku di seluruh Indonesia. Penyediaan ini disediakan untuk 6 bulan ke depan dan akan dievaluasi di bulan Mei, dan dapat diperpanjang," kata Airlangga dalam konferensi pers, Rabu (5/1/2022).

Baca juga: Lonjakan Harga Minyak Goreng Kerek Laju Inflasi

Pemerintah pakai dana BPDPKS

Mantan Menteri Perindustrian ini mengungkap, pemerintah menggelontorkan dana senilai Rp 3,6 triliun untuk menutup selisih harga di pasar ditambah dengan PPN.

Adapun dananya mengunakan anggaran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Nantinya, badan ini harus menyediakan dan melakukan pembayaran sebesar Rp 3,6 triliun.

"Dari BPDPKS menyiapkan pendanaan untuk 6 bulan, termasuk pembayaran PPN dan mempersiapkan perjanjian kerja sama dengan PKS (Perkebunan Kelapa Sawit) dan penetapan surveyor independen," ucap Airlangga.

Baca juga: Aprindo Pastikan 11 Juta Liter Minyak Goreng Murah Tersedia di Toko-toko, hingga Januari 2022

Pemerintah tunjuk 5 produsen

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menambahkan, pihaknya akan menunjuk 5 industri yang sudah siap mengemas minyak goreng kemasan sederhana untuk fase awal. Produksi minyak goreng akan berlangsung pada akhir minggu ini.

Untuk pendistribusian, Lutfi bakal menyasar pasar-pasar yang terlebih dahulu dipantau oleh Kementerian Perdagangan.

"Mudah-mudahan ramp up menjadi menyeluruh pada akhir minggu depan mencapai di seluruh pasar yang dipantau Kemendag. Jadi kita akan pantau dan lapor setiap bulannya, mudah-mudahan akan memberikan harga minyak goreng yang terjangkau oleh masyarakat," ungkap Lutfi.

Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng Harga Terjangkau Diperluas ke Pasar Tradisional

 

Operasi pasar minyak goreng murah di 47.000 ritel modern tetap jalan

Bersamaan dengan itu, operasi pasar yang mendistribusikan 11 juta liter minyak goreng Rp 14.000 per liter tetap diadakan di 47.000 gerai pasar modern.

Saat ini, minyak goreng murah yang sudah terdistribusi mencapai 4 juta liter, sehingga masih ada sisa 7 juta lagi yang mesti segera digelontorkan.

Dia berharap, pendistribusian 2,1 miliar liter minyak goreng hingga 6 bulan ke depan makin meningkatkan akses masyarakat mendapat minyak goreng murah.

"Mudah-mudahan bisa memberi nilai tambah kepada masyarakat dan nilai aman kepada masyarakat karena bentuk penyaluran minyak goreng ini adalah minyak goreng berkemasan sederhana," pungkas Lutfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com