Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Prospek Emiten Telekomunikasi, Pasca-merger Indosat dan Tri

Kompas.com - 05/01/2022, 20:40 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber KONTAN

KOMPAS.com - Kabar baik berembus dari industri telekomunikasi tanah air di awal tahun 2022. Dua perusahaan telko memutuskan merger, yakni PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dengan kode saham ISAT dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri). 

Setelah keduanya mengumumkan penyelesaian penggabungan usaha, perusahaan baru tersebut kini bernama Indosat Ooredoo Hutchison.

Pasca-merger, Indosat Ooredoo Hutchison diklaim menjadi perusahaan telekomunikasi seluler terbesar kedua di Indonesia. 

Baca juga: Indosat dan Tri Merger, Apa Saja Manfaatnya bagi Pelanggan?

Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Danny Buldansyah mengatakan, gabungan dua usaha ini juga akan menghasilkan spektrum yang mencukupi agar pengelolaan 5G jauh lebih baik.

Perusahaan baru pasca-merger ini juga akan membuat permodalan perusahaan lebih kuat untuk menyelenggarakan 5G.

Baca juga: Kenapa Sandiaga Uno Gugat Indosat?

Bagaimana prospek saham ISAT pasca-merger? 

Head Of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menyatakan, ISAT memiliki peluang untuk merealisasikan kinerja yang lebih bagus lagi setelah aksi merger ini.

Namun, ia bilang PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) masih tetap menjadi emiten telekomunikasi nomor satu karena secara jumlah pelanggan yang masih jauh lebih besar dibandingkan pemain lainnya.

“Secara fundamental, dia (TLKM) kuat dengan kondisi rasio utang paling rendah dibandingkan peers,” ungkap Sukarno seperti dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (5/1/2021).

Jika melihat RTI, DER TLKM sebesar 121,93 persen lebih kecil ketimbang ISAT dengan DER 287,65 persen, EXCL 246,01 persen, dan FREN di 230,69 persen.

Baca juga: Mitratel Sebentar Lagi IPO, Bagaimana Prospek Saham TLKM?

“TLKM masih yang terkuat, konsisten laba dan kinerja terakhirnya berhasil tumbuh juga, memiliki rasio ROE di 24 persen (No 2 setelah ISAT) tapi memiliki rasio PBV di atas rata-rata,” tambah Sukarno.

Adapun untuk ISAT juga berhasil meraih kinerja yang positif dan membalik rugi menjadi laba sehingga rasio NPM dan ROE menjadi lebih bagus dibandingkan TLKM.

Secara rasio utang, memang ISAT cukup tinggi sehingga kurang menarik. Tapi, kata Sukarno, tren rasio utang tersebut menurun dan masih bisa dipertimbangkan serta berpeluang menjadi lebih baik lagi ke depannya. Selain itu, ISAT memiliki rasio PBV lebih rendah dari rata-rata peers.

 

Rencana XL Axiata akuisisi Link Net

Selanjutnya, bila rencana akuisisi PT XL Axiata Tbk (EXCL) terhadap PT Link Net Tbk (LINK) terealiasi maka fundamentalnya bakal lebih solid dan peluang valuasinya bisa menjadi lebih murah lagi.

Sebagai informasi, XL Axiata dan Axiata Group Berhad rencananya bakal membeli 1,82 miliar saham atau setara 66,03 persen modal ditempatkan dan disetor dalam LINK.

Adapun pihak penjual LINK adalah Asia Link Dewa Pte. Ltd dan PT First Media Tbk (KBLV). Porsi kepemilikan KBLV atas LINK setara 27,9 persen, dan CVC Capital melalui Asia Link Dewa menguasai 35,55 persen saham LINK.

“Untuk EXCL kinerja selama sembilan bulan pertama 2021 tumbuh tipis, memiliki rasio utang di atas rata-rata, tapi lebih bagus dibandingkan ISAT. Secara valuasi sedikit lebih murah, tapi rasio ROE dan NPM agak rendah,” papar Sukarno.

Prospek saham Smartfren Telecom (FREN)

Sedangkan untuk FREN, berhasil meraih kinerja yang lebih bgus dibandingkan periode sebelumnya dan trennya jadi positif, rasio utang terendah kedua setelah TLKM.

Namun Sukarno mencermati tren rasio utang FREN mengalami kenaikan dan invetor perlu berhati-hati. Dan dari segi valuasi dari sisi PBV menjadi yang terendah ketiga.

Secara keseluruhan Sukarno memandang sektor telekomunikasi masih akan bertumbuh di tahun ini. Menurutnya, faktor permintaan konsumsi data yang diperkirakan masih akan tinggi di tengah kebiasaan masyarakat saat melakukan WFH. Kemudian, untuk emiten yang telah melakukan aksi merger menjadi pendorong pendapatannya bisa tumbuh.

Prospek saham emiten telko

Sukarno melihat, secara prospek EXCL memiliki potensi kenaikan yang lebih besar karena memiliki valuasi paling menarik, kemudian di posisi kedua ia menempatkan ISAT.

Adapun untuk TLKM masih bisa bertumbuh namun kenaikannya tidak akan terlalu tinggi lagi.

“Sementara untuk FREN lebih ke spekulatif dan pergerakannya bisa sangat fluktuatif,” imbuhnya.

Untuk jangka pendek, Sukarno merekomendasikan buy on weakness saham TLKM, ISAT, dan EXCL. Ia menambahkan, untuk saham FREN, pelaku pasar bisa melakukan trading buy dan perlu menunggu momentum teknikal jika sudah ada sinyal.

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Prospek Cerah, Simak Rekomendasi Saham Emiten Telekomunikasi Berikut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com