Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Alasan Orang AS Lebih Memilih Bangun Rumah Kayu | Blackberry Sempat Tolak Bangun Data Center di Indonesia

Kompas.com - 06/01/2022, 05:30 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi yang hobi menonton film Amerika Serikat atau Hollywood, pernahkah menyadari bahwa hampir semua rumah di Negeri Paman Sam terbuat dari kayu?

Pemilihan rumah dengan bahan utama dari kayu di Amerika Serikat tak memandang status sosial. Kaya maupun miskin, kebanyakan orang AS lebih menyukai menggunakan rumah kayu ketimbang menggunakan batu bata dan semen.

Berita mengenai orang AS lebih memilih bangun rumah kayu ketimbang semen masuk ke jajaran teratas berita terpopuler di Money Kompas.com pada Rabu (5/1/2022) kemarin.

Berikut deretan berita terpopuler di Money Kompas.com pada Rabu kemarin:

1. Mengapa Orang AS Lebih Memilih Bangun Rumah Kayu ketimbang Semen?

Dari beberapa alasan, pemilihan rumah kayu terutama didasari motif ekonomi. Dikutip dari laman Homely Ville, berikut ini alasan orang AS lebih memilih menggunakan rumah kayu.

Salah satunya, karena harga kayu yang relatif lebih terjangkau.

Sebagai salah satu negara dengan daratan paling luas dunia, AS adalah negara penghasil kayu hutan yang terbilang besar. Harga kayu pun masih relatif terjangkau dibandingkan membeli semen.

Selain itu, membangun rumah kayu lebih cepat selesai, sehingga biaya pembangunan bisa ditekan. Membayar tukang bangunan sangatlah mahal di AS. Rumah kayu adalah tempat tinggal yang bisa dibangun dengan cepat dan mudah.

Untuk mengetahui alasan selengkapnya silahkan baca di sini

2. Pahami Beda Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan

Manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) berbeda dengan manfaat Jaminan Pensiun (JP) pada program BPJS Ketenagakerjaan.

Pasalnya, Jaminan Hari Tua adalah salah satu program BPJS Ketenagakerjaan yang berbeda dengan Jaminan Pensiun BPJS, meski keduanya sama-sama diperuntukkan bagi pekerja penerima upah.

Tak ayal, pertanyaan mengenai perbedaan JHT dan JP kerap mencuat di kalangan pembaca, termasuk bagi yang mencari jawaban apakah Jaminan Pensiun bisa dicairkan.

Untuk mengetahui perbedaannya silahkan baca di sini

3. Dilema Investor Saham Bukalapak: Dulu Rp 1.060, Kini Hanya Rp 430

Sempat jadi incaran investor pasar modal, harga saham Bukalapak kini justru terus merosot drastis. Harganya kini bahkan sudah turun separuhnya dibandingkan saat pencatatan saham perdana alias Initial Public Offering (IPO).

Dikutip dari Kompas TV, Bukalapak yang resmi melantai ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021, saham dengan kode emiten BUKA tercatat sempat menguat sampai 210 poin atau 24,71 persen ke level Rp 1.060 per saham dari sebelumnya pada harga pembukaan di level Rp 850 per saham.

Setelah mencapai harga tertingginya, saham Bukalapak terus merosot dari hari ke hari. Tak jarang, saham BUKA seringkali mentok sampai batas auto reject bawah (ARB). Harga sahamnya terus menjauhi level saat IPO di harga Rp 850 per lembarnya. Karena itu, BEI selaku regulator harus melakukan suspensi alias penghentian sementara perdagangan saham Bukalapak.

Untuk mengetahui selengkapnya silahkan baca di sini

4. APBN 2021 Bikin Sri Mulyani Girang, Pajak hingga PNBP Kinclong

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati gembira memaparkan kinerja sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021. Wajahnya sumringah begitu memasuki ruangan konferensi pers APBN Kita awal pekan ini.

Sebab, pendapatan negara secara keseluruhan memenuhi atau bahkan melebihi target APBN. Bendahara negara ini mencatat, pendapatan negara sepanjang tahun 2021 mencapai Rp 2.003,1 triliun atau tembus 114,9 persen dari target APBN yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.

Hingga Desember 2021, pendapatan negara tumbuh sebesar 21,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 1.647,8 triliun.

Selengkapnya silahkan baca di sini

5. Di Era Jayanya, BlackBerry Tolak Bangun Data Center di Indonesia

Kisah kejatuhan BlackBerry selalu menarik diceritakan kembali. Dulu begitu berjaya, kini sama sekali ponsel BlackBerry tidak ada lagi gaungnya.

Jika ada salah satu faktor utama yang jadi penyebab, tentu ada kesalahan kepemimpinan di masa silam. Padahal, BlackBerry sempat dianggap sebagai ponsel sejuta umat. Di kalangan menengah dan menengah ke atas Indonesia, BlackBerry juga menjadi ponsel wajib.

Merunut ke belakangan, BlackBerry yang menawarkan keunggulan keamanan penggunanya ini sempat jadi kontroversi di Indonesia.

Sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna, BlackBerry justru enggan membangun data centernya di Indonesia. Meski pemerintah Indonesia berulangkali menuntut perusahaan yang sebelumnya bernama Research in Motion (RIM) tersebut.

Selengkapnya baca di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com