Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimisme Perbankan Hadapi Tahun 2022

Kompas.com - 06/01/2022, 08:37 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki tahun 2022, laju pertumbuhan kredit perbankan nasional diproyeksi mengalami pertumbuhan yang lebih pesat. Hal ini selaras dengan optimisme pemulihan ekonomi nasional.

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, pada tahun ini kredit perbankan tumbuh pada kisaran 6 persen hingga 8 persen. Prediksi ini lebih tinggi dibanding dibanding proyeksi pertumbuhan keseluruhan tahun 2021, yakni di kisaran 4 persen sampai 8 persen.

Proyeksi pertumbuhan kredit perbankan yang lebih pesat juga disampaikan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS memproyeksikan, penyaluran kredit perbankan dapat tumbuh di kisaran 5,1 persen hingga 8,9 persen.

Baca juga: Ada Program KUR, KPR FLPP hingga PEN, Bisnis Perbankan Diproyeksi Cerah pada 2022

Optimisme tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 4,7 persen sampai 5,5 persen, juga lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 di isaran 3,2 persen hingga 4 persen.

Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat, kebutuhan pembiayaan perbankan pun turut terkerek. Pasalnya, pertumbuhaan produk domestik bruto (PDB) yang lebih tinggi membuat permintaan agregat meningkat.

Pada saat bersamaan, perbankan memiliki kemampuan permodalan yang memadai. Likuiditas perbankan nasional relatif longgar, seiring dengan terus tumbuhnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukan, hingga November 2021 Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK masing-masing sebesar 154,90 persen dan 34,24 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing pada level 50 persen dan 10 persen.

Optimisme Perbankan

Bukan hanya bank sentral dan otoritas saja, optimisme pertumbuhan kredit yang lebih pesat juga disampaikan oleh sejumlah bank raksasa nasional.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan, kredit akan tumbuh di kisaran 8 persen hingga 10 persen pada tahun 2022, di mana segmen mikro masih menjadi penggerak utama pertumbuhan kredit bank.

Dengan mulai tumbuhnya permintaan kredit dari segmen UMKM, bank dengan kode emiten BBRI itu akan lebih berfokus pada menjaga fundamental perseroan pada tahun ini, guna menciptakan pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.

"Dalam penyaluran kredit, BRI menerapkan selective growth dengan memanfaatkan stimulus pemerintah serta melakukan eksplorasi sumber pertumbuhan baru diantaranya optimalisasi sinergi ultra mikro," ujar Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto, kepada Kompas.com.

Dalam penyaluran kredit, BRI akan mengandalkan business process yang optimal dan sistem yang efisien. Kedua hal itu disebut dapat mendukung upaya perseroan dalam penyaluran kredit di segmen mikro, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca juga: Selain Saham Perbankan, Pertimbangkan Juga Saham-saham Ini di 2022

"Efisiensi penyaluran kredit didapatkan BRI melalui digitalisasi, dengan pemanfaatan resources kapabilitas IT dan business model yang sudah teruji saat ini, BRI mampu menjaga bottom line yang solid atau return yang optimal,” tutur Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari.

Proyeksi pertumbuhan kredit tinggi juga dipatok oleh PT Bank Central Asia Tbk. Bank swasta terbesar ini memasang target pertumbuhan kredit di kisaran 7 persen hingga 8 persen pada tahun ini.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan, perseroan melihat tren pertumbuhan kredit yang lebih baik pada tahun 2022.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com