Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan SBN Ritel 2022 Terbit? Ini Kata Kemenkeu

Kompas.com - 06/01/2022, 19:58 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana menerbitkan tujuh seri obligasi ritel sepanjang tahun ini. Jumlah ini masih sama dengan realisasi penerbitan sepanjang tahun 2021 lalu.

Terdekat, pemerintah akan meluncurkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI021 pada akhir bulan Januari ini.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengungkapkan, ORI021 rencananya akan mulai ditawarkan pada 24 Januari - 17 Februari mendatang.

“Tapi perlu diingat, jadwal ini masih bersifat tentatif, sehingga masih dimungkinkan ada penyesuaian untuk eksekusinya,” kata Deni kepada Kontan.co.id, Kamis (6/1/2022).

Baca juga: Syarat Dapat Minyak Goreng Gratis Saat Belanja di Indomaret

Dari draft yang dibagikan Deni, dua seri SBN ritel lainnya yang akan dipasarkan pada tahun ini adalah Saving Bond Ritel seri SBR011 serta ORI022. Rencananya, masa penawaran masing-masing seri tersebut adalah 23 Mei - 16 Juni 2022 dan 26 September - 20 Oktober 2022.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah juga membeberkan jadwal rencana penerbitan SBSN ritel pada tahun ini.

Rencananya akan ada empat SBSN ritel yang diterbitkan pada tahun ini. Sama halnya dengan jadwal SBN ritel, jadwal SBSN ritel ini juga masih bersifat tentatif.

“Rencananya, masa penawaran SR016 akan dibuka pada Maret, lalu ada Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) pada periode Ramadhan. Kemudian SR017 pada September dan ditutup oleh ST009 pada November,” ungkap Dwi.

Baca juga: Erick Thohir Sudah Wanti-wanti PLN soal Krisis Pasokan Batu Bara Sejak Awal 2021

Adapun, sebelumnya Direktur Jenderal DJPPR Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, pemerintah akan menerbitkan SBN ritel dengan target Rp 100 triliun pada 2022. Target tersebut naik dari realisasi penerbitan SBN ritel di 2021 yang mencapai Rp97,21 triliun.

Namun ia menjelaskan bahwa target tersebut akan lebih fleksibel dan dijaga sesuai dengan melihat kondisi market, minat dan respon dari investor, serta kebutuhan kas pemerintah.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana meyakini, prospek SBN ritel pada tahun ini masih akan tetap menarik. Oleh karena itu, target pemerintah yang sebesar Rp 100 triliun tidak akan sulit tercapai. Dari sisi penyerapan, juga diyakini tidak akan jadi masalah karena likuiditas yang masih berlimpah.

Menurutnya, dengan pemulihan ekonomi yang diharapkan lebih baik, maka daya beli masyarakat diekspektasikan akan membaik. Apalagi, dengan masyarakat yang semakin mengenal dunia investasi, lalu disposable income juga lebih tinggi, seharusnya masyarakat justru punya uang lebih banyak untuk diinvestasikan.

“Jadi, pada tahun ini likuiditas masyarakat kemungkinan masih akan longgar. Belum lagi, suku bunga deposito masih akan cenderung rendah karena kenaikan suku bunga acuan baru akan terjadi di semester II-2022,” imbuh Fikri.

Baca juga: Kini Bayar Gas PGN Bisa Dicicil, Begini Caranya

Sepanjang tahun lalu, pemerintah tercatat melakukan tujuh kali penerbitan SBN ritel. ORI019 jadi SBN ritel pertama yang diluncurkan pada 22 Februari 2021 silam. Menawarkan kupon 5,57 persen, ORI019 berhasil terjual sebanyak Rp 26 triliun.

Berikutnya, pemerintah meluncurkan SR014 pada 22 Maret 2021 dengan kupon sebesar 5,47 persen. Melalui seri ini, pemerintah berhasil mengantongi Rp 16,71 triliun. Pada 9 Juni 2021, CWLS seri SWR002 yang diluncurkan dengan nilai penjualan sebesar Rp 24,14 miliar.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com