Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Negara dengan Utang Luar Negeri Tertinggi 2020, China Paling Besar, Bagaimana Indonesia?

Kompas.com - 10/01/2022, 08:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia (World Bank) melaporkan, Indonesia masuk dalam jajaran negara berpendapatan menengah dan rendah dengan utang luar negeri (ULN) terbesar pada tahun 2020.

Menurut International Debt Statistics (IDS) 2022 Bank Dunia, utang Indonesia per akhir 2020 mencapai 417,53 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 5.978 triliun (kurs Rp 14.300 per dollar AS).

Jumlah utang itu naik dari 402,11 miliar pada tahun 2019 sehingga membuat rasio utang mencapai 41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada tahun 2019 lalu, rasionya hanya sekitar 37 persen PDB.

Baca juga: Utang Pemerintah Tembus Rp 6.713 Triliun, Sri Mulyani: Kita Bisa Bayar

Bank Dunia menilai, kenaikan utang sepanjang tahun 2020 hampir terjadi di seluruh dunia untuk menanggapi pandemi Covid-19 dengan paket stimulus fiskal, moneter, dan keuangan yang masif.

"Langkah-langkah ini ditujukan untuk mengatasi keadaan darurat kesehatan, meredam dampak pandemi pada orang miskin dan rentan, serta menempatkan negara-negara di jalan menuju pemulihan," tulis Bank Dunia dalam laporannya dikutip Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Lembaga internasional ini mencatat, banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah berada dalam posisi besaran utang yang rentan, bahkan sebelum pandemi Covid-19. Negara itu memiliki permasalahan dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan utang publik dan eksternal pada tingkat yang tinggi.

Jika digabungkan, saham utang luar negeri negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah naik 5,3 persen pada tahun 2020 menjadi 8,7 triliun dollar AS.

Oleh karena itu, pendekatan menyeluruh untuk mengelola utang diperlukan agar membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menilai dan mengurangi risiko serta mencapai tingkat utang yang berkelanjutan.

“Kami membutuhkan pendekatan komprehensif untuk masalah utang, termasuk pengurangan utang, restrukturisasi yang lebih cepat dan transparansi yang lebih baik. Tingkat utang yang berkelanjutan sangat penting untuk pemulihan ekonomi dan pengurangan kemiskinan," sebut Bank Dunia.

Lebih lanjut, rasio utang luar negeri terhadap PDB negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (tidak termasuk China) naik menjadi 42 persen pada tahun 2020 dari 37 persen pada tahun 2019.

Sementara, rasio utang terhadap ekspor meningkat menjadi 154 persen pada tahun 2020 dari 126 persen pada tahun 2019.

Baca juga: Naik Lagi, Utang Pemerintah Jokowi Kini Tembus Rp 6.713 Triliun

Berikut daftar 10 negara berpendapatan menengah rendah dengan utang luar negeri tertinggi pada 2020:

1. China: ULN mencapai 2,35 triliun dollar AS atau 16 persen dari PDB
2. India: ULN sebesar 564,18 miliar dollar AS atau 22 persen dari PDB
3. Brazil: ULN sebesar 549,23 miliar dollar AS atau setara dengan 39 persen dari PDB
4. Rusia: ULN sebesar 475,52 miliar dollar AS atau 33 persen dari PDB
5. Meksiko: ULN sebesar 467,51 miliar dollar AS atau 45 persen dari PDB
6. Turki: ULN sebesar 435,89 miliar dollar AD atau 61 persen dari PDB
7. Indonesia: ULN sebesar 417,53 miliar dollar AS atau 41 persen dari PDB
8. Argentina: ULN sebesar 253,76 miliar dollar AS atau setara 68 persen dari PDB
9. Thailand: ULN 204,15 miliar dollar AS atau 42 persen dari PDB
10. Afrika Selatan: ULN sebesar 170,77 miliar dollar AS atau 58 persen dari PDB

Baca juga: Pembayaran Bunga Utang Pemerintah di 2022 Diprediksi Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com