Tetangga Jepang, Korea Selatan juga gelisah dengan mandeknya pengapalan batu bara Indonesia ke negaranya. Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan meminta Indonesia kembali membuka pengiriman batu bara sesegera mungkin.
Yonhap News Agency melaporkan, Menteri Perdagangan Yeo Han-koo bahkan mengadakan pertemuan darurat mengenai larangan ekspor batu bara tersebut dengan Menteri Perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi secara virtual.
Baca juga: Kalsel, Provinsi dengan Kekayaan Batu Bara yang Melimpah Ruah
“Yeo menyampaikan keprihatinan atas larangan ekspor batu bara Indonesia dan sangat meminta kerja sama pemerintah Indonesia agar pengiriman batu bara segera dimulai kembali,” kata Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan.
Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan menambahkan, Lutfi menyatakan bahwa Indonesia sangat menyadari kekhawatiran Korea Selatan.
Negara ketiga yang melayangkan protes karena ketiadaan batu bara asal Indonesia adalah Filipina. Sama halnya dengan Jepang dan Korea, PLTU di sana sangat mengandalkan impor batu bara dari Indonesia.
Dikutip dari Kontan, Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi telah mengimbau Indonesia untuk mencabut larangan ekspor batubaranya, dengan mengatakan kebijakan itu akan merugikan perekonomian yang sangat bergantung pada bahan bakar untuk pembangkit listrik, kata Departemen Energi Manila, Senin.
Baca juga: Setelah Rapat Maraton, Indonesia Akhirnya Cabut Larangan Ekspor Batu Bara
Melansir Reuters, Filipina mengikuti permintaan serupa dari pemerintah Asia lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan.
Seruan tersebut disampaikan Cusi dalam surat yang dikirim melalui Departemen Luar Negeri kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Arifin Tasrif, kata departemen energi dalam rilis berita, tanpa menyebutkan kapan surat itu dikirim.
Cusi telah meminta departemen luar negeri untuk menengahi dan mengajukan banding atas nama Filipina melalui mekanisme kerja sama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Filipina, yang masih sangat bergantung pada batubara untuk pembangkit listrik, membeli sebagian besar kebutuhannya dari Indonesia, dan beberapa, lebih mahal, pasokan dari Australia dan Vietnam.
Hampir 70 persen dari 42,5 juta ton pasokan batubara Filipina pada tahun 2020 diimpor, menurut data pemerintah. Listrik yang dihasilkan oleh batubara terdiri dari sekitar 60 persen dari bauran listrik negara, dan pada tahun 2021 negara tersebut memasok 2,3 juta ton per bulan dari Indonesia untuk bahan bakar pembangkit listriknya, kata departemen energi.
Baca juga: RI Buka Lagi Ekspor Batu Bara Secara Bertahap
(Penulis: Ade Miranti, Danur Lambang Pristiandaru | Editor: Erlangga Djumena, Danur Lambang Pristiandaru)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.