Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Ekosistem Besar, Ini Prospek Saham Allo Bank

Kompas.com - 12/01/2022, 11:32 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) baru saja menggelar aksi korporasi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue senilai Rp 4,8 triliun.

Rights issue tersebut diserap oleh berberapa investor strategis mencakup diantaranya yaitu CT Corp, Grup Salim, dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Melalui rights issue tersebut, Ultimate Shareholder BBHI, Chairul Tanjung mengklaim bahwa ekosistem Allo Bank akan menjadi yang terbesar di Indonesia, baik dalam bisnis fisik maupun dalam bisnis digital di Indonesia.

“Ini semua membuat ekosistem kami komplit baik fisik dan digital. Dengan digabungkannya dua ekosistem ini akan terjadi kekuatan yang solid, yang luar baisa dan susah ditandingi siapapun,” kata CT di Bursa Efek Indonesia, Selasa (12/1/2022).

Baca juga: Harga Emas Antam Melonjak Rp 6.000 Per Gram, Ini Rinciannya

Menurut Head of Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M, hajatan aksi korporasi righst issue dengan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan dan pengembangan usaha lewat bank digital, akan membuka peluang BBHI untuk tumbuh positif di masa depan.

“kalau di lihat dari valuasi memang BBHI terbilang sangat premium. Secara kinerja, BBHI ke depan masih terbuka untuk tumbuh positif terkait permodalan yang lebih kuat dan digitalisasi yg dilakukan oleh emiten,” kata Roger kepada Kompas.com.

Roger juga menilai, sentimen lock up atau perjanjian untuk tidak menjual saham selama 3 tahun oleh investor-investor strategis juga dinilai sebagai katalis positif. Sebelumnya, CT mengungkapkan melalui kesepakatan tersebut, maka pihaknya berupaya melindungi kepentingan para investor retail.

Baca juga: Ambisi Chairul Tanjung Gaet 1 Juta Nasabah Allo Bank dalam Seminggu

“Sentimen lock up yang diberlakukan oleh manajemen menjadi salah satu katalis positif bagi BBHI. Masuknya investor eksternal seperti Bukalapak (BUKA) dan Grup Salim juga memberi daya tarik pada BBHI, dan hal ini bisa memberikan peluang kepada BBHI dalam bisnis digital,” ungkap Roger.

Melansir RTI, harga saham BBHI pagi ini sempat berada di level tertinggi pada menit awal perdagangan yakni di level Rp 7.725 per saham. Namun, langsung merosot 4,4 persen di level Rp 6.950 per saham. Dalam sepekan harga saham BBHI telah mengalami kenaikan 27,8 persen, dan dalam tiga bulan terakhir melesat 210,6 persen.

Baca juga: Chairul Tanjung: Ekosistem Allo Bank Susah Ditandingi

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com