Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Letak Stasiun KA di Indonesia Sering Kali Sangat Berdekatan?

Kompas.com - Diperbarui 15/01/2022, 08:22 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Bagi mereka yang kerap menggunakan transportasi kereta api, tentunya sudah tak asing lagi dengan nama-nama stasiun di kota yang dilewatinya. 

Namun, pernahkah menyadari bahwa di beberapa daerah, letak antar-stasiun kereta api sangat berdekatan, bahkan ada yang tak sampai 2 kilometer jaraknya dengan stasiun terdekat. 

Di Kota Surakarta atau Solo misalnya, ada tiga stasiun dengan lokasi berdekatan, yakni Stasiun Balapan, Stasiun Jebres, dan Stasiun Purwosari. 

Stasiun-stasiun lain yang lokasinya sangat berdekatan antara lain Stasiun Prujakan-Stasiun Kejaksan (Cirebon), Stasiun Tawang-Stasiun Poncol (Semarang), dan Stasiun Lempuyangan - Stasiun Tugu (Yogyakarta).

Baca juga: PG Colomadu, Simbol Kekayaan Raja Jawa-Pengusaha Pribumi era Kolonial

Mengapa lokasi stasiun kereta api di Indonesia di beberapa tempat sangat berdekatan?

Semua stasiun yang berdekatan tersebut pada dasarnya bukan dibangun PT KAI, melainkan oleh perusahaan-perusahaan perkeretaapian di era kolonial Hindia Belanda

Alasan beberapa stasiun kereta sangat berdekatan adalah karena setiap stasiun tersebut dibangun dan dimiliki oleh perusahaan yang berbeda. Seperti diketahui, di era Hindia Belanda, bisnis angkutan kereta tidak dimonopoli satu perusahaan sebagaimana saat sekarang.

Dikutip dari laman KAI, setidaknya ada 13 perusahaan perkeretapian yang mengelola seluruh jaringan kereta api di Hindia Belanda yang relnya tersebar di Jawa, Sumatera, dan Madura. 

Baca juga: Sejarah Gedung Sarinah, Dibangun Soekarno dari Pampasan Perang Jepang

Setiap perusahaan perkeretaapian di era Kolonial Belanda umumnya membangun jaringan relnya sendiri, termasuk sarana prasarana pendukungnya seperti stasiun.

Dengan kata lain, letak antar-stasiun kereta berada di lokasi berdekatan karena dibangun dan dioperasikan oleh perusahaan yang berbeda. 

Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta.SHUTTERSTOCK / Quon_ID Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta.

Sebagai contoh, Stasiun Semarang Poncol yang selesai dibangun pada 1911 dimiliki oleh perusahaan kereta api Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). 

Sementara itu, Stasiun Semarang Tawang yang bertetangga dengan Stasiun Semarang Poncol dibangun pada tahun 1914 oleh perusahaan perkeretaapian lainnya Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).

Baca juga: Mengapa Pemerintah Hindia Belanda Melaksanakan Tanam Paksa?

Hal yang sama juga berlaku untuk Stasiun Lempuyangan (Yogyakarta) yang dioperasikan oleh perusahaan kereta api milik negara Staatsspoorwegen (SS), sedangkan Stasiun Tugu dimiliki oleh swasta yakni Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).

Semua aset kemudian dikelola KAI

Perlu diketahui, setelah Jepang masuk ke Indonesia pada 1942, semua aset kereta api di Indonesia dikelola oleh Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api).

Baru pada tahun 1946 atau setelah Indonesia merdeka, Rikuyu Sokyoku kemudian diubah menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) melalui Maklumat Kementerian Perhubungan No. 1/KA Tahun 1946.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com