Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Batubara Bakal Dibubarkan, Kementerian BUMN Mulai Hitung Asetnya

Kompas.com - 14/01/2022, 14:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mengkaji pembubaran PT PLN Batubara, anak usaha dari PT PLN (Persero). Hal ini dinilai sebagai langkah penyederhanaan birokrasi dalam memasok batu bara untuk kebutuhan pembangkit PLN.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, pada tahap awal pemerintah terlebih dahulu melakukan penghitungan secara teknis, termasuk terkait total aset yang dimiliki PLN Batubara.

"Soal PLN Batubara, itu benar (rencana pembubaran), sekarang ini kami lagi kaji secara teknis untuk pembubarannya, hitung asetnya seberapa banyak. Kan harus ada proses itu juga," ujarnya kepada media, Jumat (14/1/2022).

Baca juga: PLN Batubara Diminta Luhut Dibubarkan, Ini Kata Dirut PLN

Menurut Arya, setelah kajian tersebut rampung, barulah Kementerian BUMN akan membubarkan PLN Batubara. Ia bilang, pembubaran tersebut dilakukan untuk kepentingan efisiensi di tubuh PLN.

Sebab, selama ini PLN membeli batu bara dari anak usahanya tersebut, sehingga harga belinya lebih mahal daripada yang dipatok oleh produsen.

Hal itu karena PLN Batubara mengambil margin lewat harga jual batu bara untuk operasional perusahaan.

"Karena selama ini batu bara yang dibeli PLN itu tetap dari PLN Batubara. Artinya, PLN Batubara beli dari pemilik batu bara, lalu masuk ke PLN Batubara, lalu jual lagi ke PLN," jelas Arya.

Adapun terkait ada atau tidaknya permainan di PLN Batubara, kata Arya, hal itu dapat diketahui setelah dilakukan proses audit rampung. Ia pun memastikan bahwa proses pengkajian dan audit dari rencana pembubaran PLN Batubara akan dilakukan secara transparan.

"Soal nanti apakah di sana banyak selama ini permainan atau enggak, itu nanti hasil audit, baru akan jelas itu semua. Kita tunggu saja, yang pasti kita akan selalu transparan untuk itu," paparnya.

Baca juga: Profil Anak Perusahaan PLN Batubara, Ada yang Masih Seumur Jagung

Pembuatan subholding PLN

Seiring dengan rencana pembubaran PLN Batubara, Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyatakan bahwa transformasi PLN akan dilakukan dengan membuat beberapa subholding.

PLN nantinya memiliki 3 subholding terdiri dari bisnis listrik sektor ritel, pembangkit listrik, dan transmisi. Erick meyakini, jika bisnisnya dikelompokkan maka akan memberikan keuntungan bagi PLN melalui kinerja positif sebagian besar subholding.

"Kalau transmisi itu pasti rugi, tapi kan kalau ritel dan pembangkit itu harusnya untung," kata dia saat ditemui Kompas.com di kantor KompasTV, Jakarta, Selasa (11/1/2022).

Ia menjelaskan, seperti peluang yang ada pada bisnis pembangkit listrik, mengingat meningkatnya permintaan listrik dari Indonesia ke beberapa negara tetangga. Permintaan itu yakni listrik dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

Erick mencontohkan Singapura yang lahannya terbatas sehingga tidak bisa mengembangkan EBT. Berbeda halnya dengan Indonesia yang memiliki sumber daya alam melimpah mulai dari air, geothermal, tenaga surya, hingga angin.

"Kayak Singapura, kan lahannya kecil, enggak bisa bikin ribuan hektar solar panel, tapi di Indonesia kan bisa," kata dia.

Baca juga: Kerap Beli Batu Bara lewat Makelar, PT PLN Batubara Akan Dibubarkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Bunga Bank Indonesia Menjadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Bunga Bank Indonesia Menjadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com