Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tempe dan Tahu Berpotensi Naik, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 14/01/2022, 15:11 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya harga kedelai dikeluhkan oleh para pengusaha tempe tahu di Indonesia dan bisa merugikan masyarakat sebagai konsumen akhir. Padahal, baik tempe dan tahu merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan per 10 Januari 2022, harga kedelai di tingkat perajin berada di kisaran Rp 10.500—Rp 10.750 per kilogram (kg) atau naik 4,14% dibandingkan harga pada bulan sebelumnya.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Pengusaha Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, tren kenaikan harga kedelai sudah terjadi sejak tahun lalu. Saat ini, negara penghasil kedelai terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, Brasil, dan beberapa negara Amerika Latin.

Baca juga: Promo JSM Alfamart, Ada Diskon Beras hingga Sabun Cuci Piring

Biasanya, panen kedelai terjadi pada rentang Oktober—Desember yang mana idealnya di periode tersebut harga kedelai akan turun.

“Tapi, karena ada kendala cuaca, panen jadi terganggu sehingga harga kedelai dunia naik,” ujar dia, Kamis (13/1/2022).

Rata-rata produksi kedelai dari negara penghasil yang disebutkan tadi bisa mencapai kisaran 140 juta ton—150 juta ton per tahun. Adapun permintaan kedelai terbesar berasal dari China yakni sekitar 77 juta ton per tahun dan dapat meningkat ketika momentum Tahun Baru Imlek.

Faktor kendala cuaca tersebut tentu mempengaruhi suplai kedelai di Indonesia. Di tiap tahunnya, Indonesia membutuhkan suplai kedelai sekitar 3 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,6 juta ton di antaranya berasal dari impor, sedangkan sisanya berasal dari petani kedelai lokal.

“Kami ingin kualitas kedelai lokal sama dengan produk impor, tapi pembinaan di kalangan petani lokal masih kurang,” ungkap Aip.

Baca juga: Berkat Ghozali, Komunitas NFT Global Mulai Lirik Pasar Indonesia

Dengan kenaikan harga kedelai tersebut, tentu saja harga jual tempe tahu di pasar akan melonjak. Perkiraan Gakoptindo, jika harga kedelai menembus Rp 10.000 per kg, maka penjual perlu menaikkan harga tempe tahu hingga kisaran Rp 20.000 per kg—Rp 22.000 per kg.

Faktor kenaikan harga tempe tahu bukan berasal dari komoditas kedelai saja. Perlu diingat bahwa harga minyak goreng juga tengah meroket belakangan ini. Belum lagi, harga gas LPG juga naik sejak akhir tahun lalu.

Aip mengaku, sebenarnya tidak mudah untuk menaikkan harga jual tempe tahu di pasaran. Apalagi, hubungan antara produsen dan penjual tempe tahu di pasar tradisional sudah terjalin puluhan tahun layaknya keluarga. Ketika produsen menaikkan harga jual, para penjual tempe tahu di pasar sudah pasti menjadi pihak pertama yang protes karena terancam kesulitan menjual produk tersebut.

Baca juga: Minyak Goreng dan Cabai Rawit Hijau Masih Mahal, Berikut Harga Pangan Hari Ini

Salah satu siasat untuk mengatasi dampak naiknya harga kedelai adalah para produsen membuat tempe tahu dengan ukuran yang lebih kecil atau lebih tipis. Setidaknya, hal itu bisa membuat para pelaku usaha terkait tempe tahu tidak merugi besar dan tetap bisa bertahan hidup.

“Kami telah minta ke pemerintah untuk membantu sosialisasi dan beri pengertian ke masyarakat bahwa kenaikan harga tempe tahu itu wajar ketika harga kedelai dan minyak goreng mahal,” jelas Aip.

Dia menambahkan, Gakoptindo sudah memberi usulan kepada pemerintah, terutama Kemendag, agar bisa mengeluarkan kebijakan terkait relaksasi impor kedelai, misalnya dengan membebaskan bea masuk impor kedelai ke Indonesia. Sebab, impor kedelai pada dasarnya ditujukan untuk membantu industri di dalam negeri. (Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Gakoptindo: Harga Tempe Tahu Berpotensi Naik di Tengah Lonjakan Harga Kedelai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com