Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Platform Ini, Menkop Teten Targetkan UMKM NTB Tembus Pasar Global

Kompas.com - 14/01/2022, 16:37 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan produk-produk unggulan Nusa Tenggara Barat (NTB) bisa menembus pasar global. Hal ini seiring dengan adanya platform e-commerce Provinsi NTB yakni NTB Mall.

Platform ini terdiri dari dua bagian, yakni NTB Mall offline berisi display produk UMKM yang berada di kota Mataram dan aplikasi ntbmall.com yang menjadi marketplace provinsi.

Dalam aplikasi tersebut ditampilkan berbagai macam produk UMKM NTB mulai dari kuliner, fesyen hingga kerajinan tangan (craft). Saat ini, target market dari NTB Mall sendiri sudah banyak yang menembus pasar global alias berorientasi ekspor.

Baca juga: Securities Crowdfunding, Alternatif Sumber Pendanaan UMKM yang Cepat, Mudah, Murah

"Semua produk seharusnya juga bisa masuk ke sini. Jadi biar lebih mudah mereka meraih marketnya. Bahkan bisa masuk juga menjadi penyuplai hotel-hotel di NTB," ujar Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki dalam siaran resminya dikutip Kompas.com, Jumat (14/1/2022).

Menkop UKM mengatakan, produk UMKM yang sudah ada di NTB Mall bisa diintegrasikan dengan platform e-katalog milik Kemenkop UKM bertajuk SMEsta.Id. Platform ini menjadi panduan para investor dalam mencari produk-produk unggulan Indonesia kualitas ekspor.

"Saat ini kurang lebih ada sekitar 2.000 produk tergabung dan telah terkurasi di SMEsta.id Saya ingin produk unggulan ekspor dari NTB Mall ini juga bergabung di sana, sehingga akses pasarnya lebih luas," kata Menteri Teten.

Tak hanya itu, dalam mengembangkan produk unggulan NTB, Kemenkop UKM juga siap memberikan pendampingan, pembiayaan serta akses pasar. Untuk itu ia meminta, setiap produk harus memiliki kemasan dan konsep yang menarik.

Hal ini pula yang menurut Menteri Teten menjadi daya tarik investor. Apalagi NTB sebentar lagi akan menggelar event Internasional MotoGP Mandalika 2022, yang menjadi peluang bagi produk unggulan NTB untuk menarik market yang lebih besar lagi.

"Event MotoGP akan dimanfaatkan supaya produk UMKM ini bisa punya kesempatan masuk ke pasar global. Sehingga mulai dikenal masyarakat luar, dan market dunia," ungkap Teten.

Oleh sebab itu, kata Teten, Provinsi NTB dan Kemenkop UM harus melakukan kurasi dengan baik, serta analisis market yang potensial. Terutama berdasarkan pengalaman penyelenggaraan MotoGP sebelumnya di Sepang, Malaysia.

"Tentu untuk MotoGP harus sesuai produk dengan potensi marketnya. Selain itu kita targetkan Februari 2022 e-katalog untuk tamu MotoGP sudah siap dan diedarkan. Mulai dari produk kuliner, kriya, fesyen dan produk wisata sudah bisa diakses para penonton dan tamu dari luar negeri yang ditaksir mencapai 100 ribu orang," jelas Menteri Teten.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan NTB Fathurrahman mengatakan, produk UMKM NTB Mall yang paling banyak diminati pasar luar negeri adalah produk kerajinan anyaman lokal dari tanaman sejenis rotan bernama 'ketak.'

Kerajinan ketak tersebut berhasil menembus pasar Eropa dan Uni Emirates Arab (UEA) sebanyak 38.000 produk pada November 2021 senilai 9 juta dollar AS atau setara Rp128,6 miliar. Sehingga tercatat ekspor NTB mencapai 374 juta dollar AS atau sekitar Rp5,34 triliun sepanjang 2021.

Baca juga: Menteri Teten: UMKM Siap Ramaikan Ajang MotoGP Mandalika 2022

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Kemandirian Ekonomi, Malaysia Riilis Kebijakan 'Malaysia First'

Dorong Kemandirian Ekonomi, Malaysia Riilis Kebijakan "Malaysia First"

Whats New
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga Bulan Depan

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga Bulan Depan

Whats New
Tahan Laju Utang Non-Bank, China Naikkan Modal Minimum Perusahaan Pembiayaan 3 Kali Lipat

Tahan Laju Utang Non-Bank, China Naikkan Modal Minimum Perusahaan Pembiayaan 3 Kali Lipat

Whats New
'Food Estate' dan 'Contract Farming' Jauh dari Kedaulatan Pangan

"Food Estate" dan "Contract Farming" Jauh dari Kedaulatan Pangan

Whats New
Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

Whats New
BKN: Pemindahan ASN ke IKN Bukan Pemaksaan, tapi Kewajiban

BKN: Pemindahan ASN ke IKN Bukan Pemaksaan, tapi Kewajiban

Whats New
China dan Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Ada Apa?

China dan Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Ada Apa?

Whats New
Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran Bansos Melonjak Tajam di Awal 2024

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran Bansos Melonjak Tajam di Awal 2024

Whats New
3 Langkah IFG Dukung Transformasi Sektor Keuangan Non-bank

3 Langkah IFG Dukung Transformasi Sektor Keuangan Non-bank

Whats New
Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali dalam 17 Tahun

Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali dalam 17 Tahun

Whats New
Erick Thohir Usul 7 BUMN Dapat PMN Rp 13,6 Triliun Tahun Ini

Erick Thohir Usul 7 BUMN Dapat PMN Rp 13,6 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baru 2.430 ASN yang Siap Dipindahkan ke IKN

Baru 2.430 ASN yang Siap Dipindahkan ke IKN

Whats New
16 Smelter Mineral Bakal Dibangun pada 2024, Nilai Investasinya Rp 183 Triliun

16 Smelter Mineral Bakal Dibangun pada 2024, Nilai Investasinya Rp 183 Triliun

Whats New
Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Whats New
Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com