Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. H. Mahyudin. ST, MM
Pimpinan DPD

Wakil Ketua DPD- RI periode 2019-2024

Menyoal Kebijakan Larangan Ekspor Bahan Mentah

Kompas.com - 14/01/2022, 17:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua, larangan ekspor barang mentah juga dapat menyehatkan neraca perdagangan Indonesia.

Berkaca dari pelarangan ekspor bijih nikel, yang mengharuskan pengolahannya melalui peleburan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri sejak tahun 2020.

Sehingga memberikan keuntungan berlipat bagi Indonesia, jauh ketimbang sebelumnya yang hanya mengekspor bijih nikel.

Dengan mengolah bijih nikel menjadi feronikel, misalnya, membuat harganya meningkat dari 55 dollar AS per ton menjadi 232 dollar AS per ton, atau memberikan nilai tambah sekitar 400 persen.

Dengan demikian, peluang Indonesia untuk mendapatkan surplus dalam neraca perdagangan menjadi lebih besar.

Bahkan bisa dikatakan, kenaikan neraca dagang Indonesia saat 2021, tidak lepas dari kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah yang digalakkan pemerintah sejak 2020.

Di mana neraca perdagangan selama Januari-November 2021 tercatat surplus 34,32 miliar dolar AS.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat capaian surplus tersebut sebagai yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Dengan angka ekspor yang meningkat year on year 49,7 persen serta angka impor bahan baku dan bahan penolong naik hingga 52,6 persen.

Ketiga, mengoptimalkan sektor industri. Sektor industri selama ini dianggap belum optimal menggerakkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Padahal, jika kita bercermin kepada negara-negara yang telah berhasil menjadi negara ekonomi maju, seperti Jepang, Korea Selatan, China, dan sebagainya, mereka sangat mengoptimalkan industrialisasi.

Selama ini kebijakan industri masih belum dioptimalkan untuk menggerakkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi malah digerakkan oleh sektor-sektor yang rentan terkena krisis ekonomi dan menguras sumber daya alam, dengan nilai tambah yang rendah.

Untuk itu, kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah ini bisa menjadi momentum perubahan dari pola pikir yang hanya menjual kekayaan alam kita, menjadi mengolah sumber daya alam tersebut melalui industri, yang meningkatkan nilai tambah.

Tantangan

Seperti disebutkan, bahwa kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah itu, berpotensi memicu hilirisasi dan mendukung terwujudnya industrialisasi, yang berguna bagi perekonomian nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com