Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Membaik, Sharp Tancap Gas, Ini Strategi yang Dilakukan

Kompas.com - 14/01/2022, 19:35 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - General Manager Costumer Satisfaction PT Sharp Electronics Indonesia, Ronald R Huwae mengatakan, setelah sempat terpukul pandemi Covid-19, kondisi ekonomi sekarang mulai naik perlahan.

"Kalau melihat market, di awal pandemi keseluruhan industri mengalami penurunan 20-30 persen," ujar Ronald di SMKN 4 Bandung, Jumat (14/1/2021).

Sharp sebagai industri di bidang elektronika terbantu dengan WFH (work from home). Sebab semua kegiatan di rumah membutuhkan berbagai alat elektronika.

Baca juga: Sharp, Pabrikan Elektronik Jepang, Kini Jualan Masker di Indonesia

Akhir-akhir ini, kondisi industri mulai membaik. Sharp sendiri bisa melampaui target pertumbuhan tahun 2021. Kontribusi terbesar pertumbuhan datang dari empat produk yaitu TV LCD, lemari es, mesin cuci, dan AC.

Dengan kondisi perekonomian yang membaik, pelaku industri siap untuk berlomba tahun ini. Termasuk Sharp yang siap tancap gas dengan pertumbuhan market di atas 30 persen.

Ada beragam strategi yang dilakukan Sharp pada 2022. Salah satunya dengan memasukkan produk-produk baru berteknologi tinggi. Seperti laptop dan handphone, kemudian plasmacluster untuk penjernih ruangan dan membunuh bakteri serta virus.

"Pasar alat ini bagus. Apalagi pandemi gini, kita sering kehabisan stok (plasmacluster)," tutur dia.

Baca juga: Sharp dan LG akan Relokasi Pabriknya ke Indonesia

Sharp Class

Strategi lainnya adalah menggelar kembali program Sharp Class. Yakni program pendampingan dan pelatihan tim profesional Sharp kepada siswa-siswi SMK.

Tujuannya, ketika pasar menjadi semakin besar dan tercipta pengembangan investasi, maka dibutuhkan SDM berkualitas. Dengan program ini, Sharp sudah menyiapkan SDM unggul tersebut.

Hingga kini sudah ada 570 siswa-siswi SMK di Indonesia yang mengikuti program ini. Di antara mereka ada pula yang akhirnya bekerja di Sharp.

Program ini berhenti selama dua tahun karena pandemi. Baru 2022, program ini kembali dijalankan.

 

Melalui program ini, ia berharap bisa membantu penyerapan lulusan SMK di Indonesia yang menurut BPS menempati peringat pertama tingkat pengangguran terbuka (TPT) Nasional.

Data BPS per Agustus 2021, TPT nasional yang berasal dari lulusan SMK mencapai 11,13 persen.

"Jumlah pegawai kami 2.500 orang, dari jumlah itu lebih dari 60 persennya lulusan SMK," beber dia.

Kepala SMKN 4 Bandung, Agus Setiawan mengatakan, kerja sama ini penting untuk menciptakan link and match sekolah dengan dunia industri.

"Saya berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi siswa-siswi kami dan siap sain di dunia kerja setelah lulus nanti," beber dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com